Bentuk surat suara dalam pemilu lokal di Turki pada 31 Maret 2019. (Foto: AFP/OZAN KOSE)
Bentuk surat suara dalam pemilu lokal di Turki pada 31 Maret 2019. (Foto: AFP/OZAN KOSE)

Partai Erdogan Minta Raihan Suara di Istanbul Dihitung Ulang

Willy Haryono • 08 April 2019 09:22
Istanbul: Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) milik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta agar perolehan suara di Istanbul dalam pemiliha umum pekan kemarin dihitung ulang. Permintaan dilayangkan usai calon wali kota dari kubu oposisi mengklaim kemenangan tipis di Istanbul.
 
AKP menang di banyak wilayah dalam pemilu pekan kemarin, namun kalah di Ankara dan juga Istanbul -- dua kota terbesar di Turki. Kekalahan di Ankara dan Istanbul merupakan pukulan telak bagi AKP dalam 1,5 dekade terakhir.
 
"Hari ini, kita akan mengajukan banding ke TSK (Dewan Pemilihan Agung) untuk menghitung ulang suara dari semua distrik (Istanbul)," kata Wakil Presiden AKP Ali Ihsan Yavuz, dilansir dari laman AFP, Minggu 7 April 2019.

Otoritas pemilu Turki telah menghitung ulang perolehan suara di beberapa distrik Ankara dan juga Istanbul. Di Istanbul, penghitungan suara memenangkan Ekrem Imamoglu, calon wali kota dari partai oposisi CHP. 
 
Menurut laporan kantor berita Anadolu, YSK menolak permohonan penghitungan suara ulang di 13 dari 25 distrik di Ankara. Satu hari sebelumnya, juru bicara AKP Omer Cilik menegaskan partainya akan tetap menghiung ulang semua suara di Istanbul dan juga Ankara, terlepas dari siapa pemenang resminya.
 
Kalah di Istanbul merupakan pukulan telak bagi Erdogan, yang membangun karier politiknya sebagai wali kota, perdana menteri dan kemudian presiden.
 
Awal April, Erdogan berbicara kepada ribuan pendukungnya di Ankara dan mengatakan bahwa pemilu secara umum telah dimenangkan AKP. Erdogan mengklaim AKP bersama mitra koalisi telah berhasil memenangkan lebih dari 50 persen suara dalam skala nasional. Erdogan tidak menyinggung mengenai Ankara.
 
"Jika ada kekurangan, maka sudah menjadi tugas kita untuk memperbaikinya," tutur Erdogan kepada para pendukungnya.
 
Dia menyiratkan jika pada akhirnya kalah di Istanbul, AKP akan tetap menguasai beberapa distrik meski kantor wali kota diduduki tokoh oposisi.
 
Pemilu wali kota pada Minggu 31 Maret ini adalah kali pertama sejak warga Turki menyetujui reformasi konstitusi di tahun 2017 untuk menciptakan kepresidenan eksekutif. Reformasi itu memberikan Erdogan kekuasaan yang lebih luas setelah berkuasa selama 16 tahun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan