Gereja Reigners Bible International ini memang masih dalam masa pembangunan dan para pekerja sedang berusaha untuk menyelesaikan pembangunan tersebut secepatnya, sebelum gereja digunakan untuk acara penahbisan uskup yang sedianya akan dilaksanakan pada Sabtu, kemarin.
"Pemerintah akan menyelidiki apakah ada sesuatu dibalik runtuhnya atap gereja yang tiba-tiba ini," ucap juru bicara Gubernur Akwa Ibom, Ekerete Udoh, seperti dikutip Telegraph, Minggu (11/12/2016).
Biasanya, atap bangunan yang runtuh di Nigeria terjadi karena kontraktor menggunakan bahan di bawah standar dan menyuap kontraktor agar mangabaikan pekerjaan yang buruk dan izin mendirikan bangunan.
Jenazah dari 60 korban tewas sudah dibawa ke rumah sakit. Namun, dikhawatirkan jumlah korban akan meningkat mengingat masih ada sejumlah korban hilang. Disinyalir, mereka terjebak di bawah reruntuhan atap gereja.
Pada 2014 lalu, 116 orang tewas ketika sebuah penginapan runtuh di Lagos. Kebanyakan dari korban adalah jemaat gereja asal Afrika Selatan.
Dua insinyur dari bangunan tersebut dan juga satu wali gereja dituduh lalai dan melakukan pembunuhan disengaja. Hal ini dilihat dari struktur bangunan yang tak sesuai dengan bangunan biasanya.
Namun, upaya pemerintah Lagos untuk membawa mereka ke pengadilan digagalkan oleh hukum Nigeria yang meminta penundaan sidang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News