Sasaran penyerang adalah kerumuman orang yang berkumpul untuk kedatangan jenazah seorang penasehat hukum terkenal, Bilal Kasi yang dibunuh sebelumnya di rumah sakit tersebut.
Seperti dilansir BBC, Selasa (9/8/2016), faksi Taliban, Jamaat-uh-Ahrar, mengatakan berada di belakang serangan bom rumah sakit dan pembunuhan Kasi.
Ketua Asosiasi Pengacara di Provinsi Baluchistan itu ditembak mati ketika sedang dalam perjalanan menuju kompleks pengadilan di Quetta.
Para pengacara dan wartawan termasuk dalam korban tewas dalam serangan bom bunuh diri yang terjadi Senin 8 Agustus tersebut dan juga mengakibatkan 120 orang lainnya luka-luka.
Kasi merupakan pengeceam keras rangkaian pembunuhan di Quetta dalam beberapa pekan belakangan, yang menewaskan sejumlah orang, termasuk pengacara dan wartawan.
Dia menggelar aksi boikot sidang selama dua hari sebagai protes atas pembunuhan seorang rekannya pekan lalu.
Balukistan, yang merupakan salah satu provinsi termiskin di Pakistan, sudah lama menderita gelombang kekerasan. Kelompok Jamaat-ul-Ahrar, yang artinya Partai Pejuang Kebebasan, memisahkan diri dari Taliban Pakistan dua tahun lalu dan mulai kerap meluncurkan serangan.
Mereka mengaku bertanggung jawab atas sejumlah aksi kekerasan besar, seperti dalam perayaan paskah tahun ini yang menewaskan lebih dari 70 orang dan banyak di antara korban adalah anak-anak.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk pembunuhan tersebut. "Tidak boleh ada satu orang pun yang boleh dibiarkan mengganggu ketenangan di provinsi ini," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News