Seperti dikutip AFP, total kuburan massal yang ditemukan di Kasai mencapai 80.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) khawatir atas gelombang kekerasan di DR Kongo, yang telah menewaskan lebih dari 3.000 orang.
Misi penjaga perdamaian PBB di DR Kongo, MONUSCO, sebelumnya telah melaporkan adanya kematian lebih dari 400 orang di DR Kongo. Konflik juga telah membuat 1,3 juta orang terusir dari rumah mereka di Kasai.
Investigasi MONUSCO bulan ini menemukan kuburan massal di area Diboko dan Sumbula, Kamonia.
Kekerasan di DR Kongo dimulai tahun lalu saat Kamwina Nsapu, kepala suku lokal di kawasan dekat perbatasan dekat Angola, menantang pemerintahan Presiden Joseph Kabila. Hal tersebut memicu operasi penyisiran oleh militer pemerintah.
Nsapu tewas dalam operasi penyisiran pada Agustus 2016. Namun kelompok bersenjata yang setia kepadanya masih terus berperang. Mereka meyakini Nsapu masih hidup karena dimakamkan di wilayah rezim tanpa ada ritual tradisional.
Februari tahun lalu, MONUSCO menuduh milisi Nsapu atas "berbagai kejahatan, termasuk merekrut anak-anak untuk dijadikan tentara." MONUSCO juga mengkritik pemerintahan DR Kongo yang dinilai berlebihan dalam mengerahkan militer.
Dua pakar yang dikirim ke DR Kongo oleh Sekjen PBB Antonio Guterres hilang pada Maret lalu. Kedua jasadnya ditemukan dalam sebuah makam oleh pasukan penjaga perdamaian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News