Hal tersebut disampaikan Menlu Retno di hadapan pasukan penjaga perdamaian RI di atas kapal KRI Usman Harun di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Minggu 25 Februari 2018.
"Karena komitmen kuat ini, Indonesia mengajukan diri menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa," tutur Menlu Retno,
Ia menyebut rekam jejak Indonesia dalam perdamaian dunia tentu tidak mungkin tercipta dalam satu malam. Rekam jejak ini tercipta melalui proses yang sangat panjang.
Menlu Retno menilai, tidak peduli apakah itu negara besar atau kecil, semua bisa berkontribusi terhadap perdamaian dunia. Namun tentu saja, negara besar seperti Indonesia sudah seharusnya berkontribusi lebih.
Baca: RI Gencar Kampanye Pencalonan Anggota DK PBB via Sosial Media
"Rekam jejak ini akan kita gunakan sebagai modal pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB," sebut Menlu Retno.
.jpeg)
Menlu Retno bersama pasukan perdamaian RI di Lebanon. (Foto: Kemenlu RI)
Kunjungan ke Lebanon untuk menemui pasukan perdamaian ini merupakan kali pertama dari menlu RI sejak 10 tahun terakhir. Menlu Retno menyebut pasukan perdamaian RI yang tergabung dalam UNIFIL di Lebanon adalah yang terbesar dalam segi jumlah.
Setelah dari KRI Usman Harun, agenda selanjutnya Menlu Retno adalah bertemu dengan Menlu Lebanon untuk membicarakan hubungan bilateral dan isu-isu penting lainnya.
United Nations Interim Force in Lebanon atau UNIFIL adalah pasukan DK PBB yang dibentuk pada 19 Maret 1978. UNIFIL dibentuk dengan tujuan mengonfirmasi penarikan mundur Israel dari Lebanon yang menginvasi enam hari sebelumnya.
UNIFIL juga bertujuan mengembalikan perdamaian dan keamanan di Lebanon, serta membantu pemerintah setempat mengembalikan wewenang mereka secara efektif.
.jpeg)
Menlu Retno di KRI Usman Harun. (Foto: Kemenlu RI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News