Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf meminta lebih banyak bantuan komunitas internasional. Ia mengakui negaranya tidak mampu menangani wabah Ebola.
Permohonan Sirleaf diungkapkan dalam sebuah surat berjudul "Letter to the World," yang diumumkan BBC, Minggu (19/10/2014).
"Di sepanjang Afrika Barat, masyarakat berisiko dihantam bencana ekonomi karena panen mereka gagal, kegiatan pasar terhenti dan perbatasan ditutup," tulis Sirleaf, peraih Nobel Perdamaian, seperti dikutip AP.
"Ebola telah menyebar begitu cepat karena kurangnya petugas medis dan militer."
Sirleaf menyebut Liberia, Guinea dan Sierra Leone berada dalam kondisi terpuruk, bahkan sebelum Ebola mewabah. Alhasil, penanganan darurat pun tidak optimal dan jumlah korban tewas melonjak tak terkendali.
"Perang melawan Ebola membutuhkan komitmen dari setiap negara yang mempunyai kapasitas untuk membantu, baik itu melalui bantuan dana, peralatan medis atau tim ahli," tutur Sirleaf.
"Merupakan tugas kita semua sebagai warga global untuk mengirimkan pesan bahwa kita tidak akan membiarkan jutaan penduduk Afrika Barat berjuang sendiri melawan musuh yang tidak mereka kenali."
Persatuan Bangsa-Bangsa telah meminta sejumlah negara untuk membantu Afrika Barat. Tiongkok, melalui WFP, telah menyumbang USD59 juta untuk perang melawan Ebola. Sementara Amerika Serikat telah mendonasikan USD8,8 juta dan Jepang USD6 juta.
Bila digabung, para negara donor telah mengumpulkan sekitar USD400 juta. Jumlah ini masih jauh dari harapan PBB, yakni USD988 juta atau setara Rp11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News