Panel Organisasi PBB untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) menyebutkan, sebagian besar bukti yang dikumpulkan mendukung skenario bahwa "gas sarin dikirim melalui sebuah bom udara yang dijatuhkan pesawat terbang."
"Kami meyakini bahwa Republik Arab Suriah bertanggung jawab atas pelepasan sarin di Khan Sheikhun pada 4 April 2017," kata laporan rahasia tersebut ke Dewan Keamanan PBB, seperti diperoleh AFP, Jumat 27 Oktober 2017.
Lebih dari 87 orang tewas dalam serangan gas di Khan Sheikhun, kota di provinsi Idlib, Suriah barat laut.
Serangkaian foto dari serangan langsung tersebut memicu kemarahan global dan mendorong Amerika Serikat (AS) menembakkan rudal jelajah ke sebuah pangkalan udara Suriah. AS menyebut pangkalan tersebut adalah tempat diluncurkannya serangan sarin.
Rusia, sekutu Suriah, berpendapat bahwa serangan sarin kemungkinan besar dipicu kerusakan dari gudang oleh sebuah bom di lapangan, bukan dari serangan udara rezim Asad.
Namun sejumlah analisis terhadap berbagai foto dan video dari situs serangan memperlihatkan jejak "bom yang relatif besar."
Pemerintah Suriah membantah keras tidak lagi memiliki senjata kimia setelah menyerahkan semua persediaannya dalam kesepakatan pada 2013.
Selain soal sarin, laporan panel PBB juga menyebutkan militan Islamic State (ISIS) menggunakan gas mustard dalam serangan terpisah ke kota Um Hosh di wilayah utara Aleppo pada September 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News