Serangan terjadi tiga hari setelah seorang pelaku bom bunuh diri menewaskan lebih dari 70 orang.
Menurut laporan GATIA, grup pro pemerintah, serangan baru terjadi antara kelompok yang telah menandatangani perjanjian damai. Serangan melanda sebuah pos dekat Tin-Assako di Kidal.
Sekretaris Jenderal GATIA Fahad Ag Almahoud menuding elemen CMA -- mantan pemberontak Coordination of Azawad Movement -- sebagai dalang di balik serangan.
"Angka kematian cukup tinggi, yakni 14 orang," ungkap Almahoud kepada AFP.
Informasi dikonfirmasi seorang warga Kidal via telepon. CMA belum merespons mengenai tuduhan yang dialamatkan kepada mereka.
Mali utara jatuh ke tangan pemberontak pimpinan Tuareg dan grup militan terkait Al-Qaeda pada 2012. Kelompok militan berusaha menyingkirkan pemberontak untuk berkuasa penuh.
PBB telah mengerahkan 13 ribu prajurit di Mali. Sementara Prancis, negara yang pernah membuat koloni di Mali, telah menambah 4.000 prajurit di sana.
Pekan lalu Dewan Keamanan PBB mempertimbangkan menjatuhkan sanksi kepada rezim Mali untuk menghukum pihak-pihak yang berusaha menggagalkan implementasi perjanjian damai 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News