"Rusia melanjutkan operasi pengeboman di provinsi Idlib setelah sempat terhenti 22 hari," ucap kepala grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), Rami Abdel Rahman.
Rami mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pengeboman terjadi "satu hari usai sejumlah pemberontak menyerang posisi pasukan pemerintah Suriah di provinsi Latakia, yang berujung pada tewasnya tiga pejuang pro rezim."
Pengeboman Rusia di Idlib mengenai beberapa lokasi yang dikuasai aliansi militan Hayat Tahrir al-Sham, termasuk kota Jisr al-Shughur. Serangan juga mengenai wilayah pemberontak yang didukung Turki di kota Ariha.
SOHR mengaku belum dapat melaporkan apakah ada korban tewas atau luka dari pengeboman tersebut.
Direbut dari pemerintah pada 2015, Idlib dan beberapa area di sekitarnya merupakan benteng terakhir dari sejumlah grup pemberontak dan ekstremis di Suriah.
Militer Suriah telah mengirim banyak bala bantuan ke zona sekitar Idlib dalam sebulan terakhir. Rusia, salah satu sekutu Suriah, juga meningkatkan retorika perangnya terkait Idlib.
Iran yang juga sekutu Suriah mendukung operasi pembersihan di Idlib. Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menegaskan bahwa Idlib harus segera dibersihkan dari "teroris."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News