Menurut keterangan hakim Raymonde Jean Antoine kepada kantor berita AFP pada Jumat 14 Februari 2020, dua anak tewas di lokasi, sementara 13 lainnya setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Ia menambahkan, panti asuhan yang sudah tidak berizin sejak 2013 itu menampung sekitar 66 anak-anak. Kebakaran terjadi di Kenscoff, sebuah kota di selatan ibu kota, pada Kamis malam pukul 21.00 waktu setempat.
Seorang korban selamat mengatakan bahwa api berasal dari lilin yang dinyalakan salah satu anak di kamarnya. Lilin dinyalakan saat padamnya aliran listrik di panti asuhan.
Otoritas setempat telah menjalankan investigasi untuk menentukan penyebab pasti terjadinya kebakaran dan mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab.
Antoine mengunjungi lokasi kejadian di panti asuhan Orphanage of the Church of Bible. Ia mengatakan kondisi interior bangunan sangat memperihatinkan.
"Anak-anak hidup dalam kondisi yang sangat menyedihkan. Mereka hidup layaknya hewan," tutur Antoine, yang tidak menemukan satu pun alat pemadam di panti asuhan tersebut.
Saat kejadian, hanya ada tiga orang dewasa di lokasi. "Panti asuhan ini tidak memiliki izin beroperasi," ujar Arielle Jeanty Villedrouin, Direktur Badan Kesejahteraan Anak Haiti (IBESR).
"Panti seperti ini saya rasa mendapatkan dana dari sektor keagamaan atau misionaris asing. Saya tidak tahu pasti, yang jelas statusnya ilegal," sambung dia.
Sejak awal 2019, IBESR menemukan fakta bahwa hanya 35 dari 756 pusat akomodasi anak yang memiliki izin beroperasi di seantero Haiti. Sebanyak 80 persen dari total 27 ribu anak-anak yang tinggal di panti asuhan diketahui masih memiliki seorang ayah atau ibu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News