Pesawat Boeing 787 Air India saat mengudara. Foto: Aviacionline
Pesawat Boeing 787 Air India saat mengudara. Foto: Aviacionline

Sebelum Insiden Air India, Teknisi Pernah Laporkan Potensi Kecelakaan Boeing 787 Dreamliner

Adri Prima • 12 Juni 2025 22:42
Jakarta: Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 terjatuh di kota Ahmedabad, India, pada Kamis, 12 Juni 2025 waktu setempat. Pesawat naas tersebut berjenis Boeing 787 Dreamliner. 
 
Maskapai Air India disebut membawa 242 penumpang termasuk kru terbang menuju London dan jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhabai. Polisi setempat menduga tidak ada penumpang yang selamat.
 
Kecelakaan ini juga menandai pertama kalinya pesawat varian Dreamliner mengalami kecelakaan fatal. Namun, potensi kecelakaan itu sudah dibayangkan oleh seorang teknisi bernama Richard Cuevas sejak 2024 silam.

Richard Cuevas yang bekerja untuk Strom mengaku melihat bagaimana sejumlah lubang pada komponen penahan tekanan depan atau bulkhead Dreamliner tak dibor secara tepat di fasilitas Boeing di Wichita, Kansas, pada 2023.
 
Storm sendiri merupakan kontraktor untuk mitra manufaktur Boeing, yakni Spirit Aerosystems. Bulkhead tersebut merupakan salah satu komponen utama badan pesawat yang berperan untuk menjaga struktur pesawat tetap utuh saat berada di udara. 
 
Baca juga:
Rincian Penumpang Air India 171, Polisi: Tak Ada Korban yang Selamat

 
Berdasarkan kesaksian Cuevas, ia melihat ada celah pada bagian penahan tekanan depan yang ia bantu rakit yang berpotensi menyebabkan bencana. Menurutnya, para teknisi melubangi komponen tersebut sedikit lebih besar dari spesifikasi yang ditetapkan Boeing.
 
Menurut Cuevas, tindakan melubangi komponen lebih besar dari spesifikasi dapat mengganggu daya dan tekanan udara dalam pesawat, sehingga menimbulkan risiko keselamatan serius bagi penumpang.
 

Cuevas dipecat usai membuat laporan


Cuevas mengaku sudah melaporkan hal tersebut, baik ke Boeing maupun Spirit pada Oktober 2023. Namun, beberapa bulan setelahnya, ia justru dipecat. 
 
Boeing sendiri telah menindaklanjuti laporan Cuevas, namun produsen pesawat asal Amerika Serikat tersebut menyimpulkan bahwa hipotesis Cueva sama sekali tidak menimbulkan masalah keselamatan. 
 
"Seorang karyawan dari subkontraktor sebelumnya melaporkan kekhawatirannya pada kami dan kami telah melakukan penyelidikan menyeluruh karena kami menanggapi secara serius setiap hal yang berkaitan dengan keselamatan. Berdasarkan analisis teknik, isu yang disampaikan itu tidak menimbulkan kekhawatiran keselamatan dan telah ditangani," demikian pernyataan Boeing saat itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan