Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama di Kremlin, Kamis, 30 Juni 2022./AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama di Kremlin, Kamis, 30 Juni 2022./AFP

Tawaran Nuklir Putin Dinilai Mampu Kembangkan Energi Baru Terbarukan

Al Abrar • 12 Juli 2022 15:52
Jakarta: Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan kerja sama kepada pemerintah Indonesia untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara di Kalimantan Timur. Tawaran ini disampaikan Putin secara langsung kepada Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Rusia akhir bulan Juni kemarin.
 
Putin menyatakan bahwa Rosatom State Corporation mempunyai pengalaman, kompetensi dan keandalan teknologi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
 
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta mengatakan, tawaran kerja sama membangun energi nuklir dari Rusia itu dinilai bagus karena menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara berpengaruh dan penting. 

“Kalau tawaran itu sangat bagus karena menunjukkan adalah Indonesia negara berpengaruh, dan mereka memandang Indonesia sebagai negara yang penting bagi mereka, untuk itu perlu dipertimbangkan,” kata Stanislaus Riyanta saat dihubungi, Selasa, 12 Juli 2022. 
 
Berdasarkan pengalaman, kompetensi dan keandalan teknologi yang dimiliki oleh Rosatom, tawaran Putin untuk mengembangkan PLTN di Indonesia tawaran bagus dan perlu dipertimbangkan karena bisa meningkatkan kemampuan SDM yang ada di Indonesia. 
 
“Tawaran itu bagus juga, karena Rusia cukup bagus mengembangkan energi nuklir, namun lebih baik tidak dalam bentuk investasi, tapi kalau Indonesia mau ngambil baiknya dalam peningkatan SDM,” tambahnya.
 
Baca: Putin Lirik Kerja Sama Nuklir hingga Pembangunan IKN Nusantara
 
Stanislaus Riyanta menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam untuk pengembangan energi nuklir, seperti energi terbarukan, panas bumi matahari yang masih melimpah. Namun, Pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan tawaran tersebut secara matang, dan baiknya diambil dalam bentuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
 
“Saya kira Indonesia memiliki SDM yang cukup banyak, kita melimpah SDM tapi aplikasi nuklir masih terbatas di Indonesia. Kita juga punya banyak pilihan energi lain misalnya energi terbarukan panas bumi, matahari kan masih banyak disini, jadi pengembangan SDM bisa dilakukan. Lebih baik kalau bantuannya berupa pengembangan SDM-SDM dan dikirim ke Rusia atau negara-negara lain yang pengembangan nuklirnya sangat maju dan mereka kembangkan disini,” jelasnya.
 
Sementara itu, Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan, dengan pengalaman, kompetensi dan keandalan teknologi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), tawaran Putin untuk mengembangkan PLTN di Indonesia layak diterima.
 
"Rosatom telah mengembangkan PLTN yang terbesar di Rusia, yakni Novovoronezh Unit 6, yang berkapasitas 1.200 MW di Voronezh," ujar Fahmy Radhi.
 
Baca: Presiden Rusia Tawarkan Pengembangan PLTN, Pakar UGM: Patut Dipertimbangkan
 
Menurut Fahmy, PLTN termasuk energi bersih, yang dapat melengkapi bauran energi baru terbarukan (EBT) pembangkit listrik di Indonesia.
 
Selain di darat, Roastom juga membangun PLTN Terapung KLT-40S, yang dapat berlayar menjelajahi sejauh 5.000 Km, dengan kapasitas sebesar 80 MW.
 
Rosatom saat ini menggunakan teknologi nuklir generasi terbaru, tipe reaktor VVER 1200 dengan teknologi generation 3 Plus yang merupakan pertama di dunia, dengan masa operasi selama 60 tahun.
 
"PLTN sekaligus dapat mengatasi kelemahan Pembangkit Tenaga Surya dan Bayu, yang tidak dapat memasok listrik secara penuh sepanjang waktu, karena sifatnya intermittent, yang tergantung cahaya matahari dan hembusan angin," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan