Jokowi mengatakan, kerja sama ekonomi lebih fokus ke ekspor sawit lantaran nilainya mencapai lebih dari USD480 juta pada tahun 2015.“Saya berharap kebijakan Yang Mulia dapat diteruskan, sehingga ekspor sawit Indonesia dapat berkelanjutan”, ucap Presiden sebagaimana rilis yang diterima Metrotvnews.com, Kamis (19/5/2016).
Sementara itu, bidang pertahanan mencakup latihan bersama personel angkatan bersenjata Indonesia-Rusia dan kerja sama pembelian alutsista berupa pesawat tempur Sukhoi Su-35 sebanyak delapan unit.
"Kerja sama hendaknya tidak hanya pengadaan alutsista, namun juga mencakup alih teknologi, produksi bersama, pendidikan, pelatihan, dan pertukaran perwira siswa," tutur dia.
Menurut Presiden, kedua negara perlu menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif, termasuk untuk minyak kelapa sawit, ikan, dan produk pertanian. Disamping itu, perlu juga dibuka akses pasar yang lebih besar serta di bidang investasi.
“Saya juga mencatat penurunan nilai investasi Rusia di Indonesia”, ucapnya.
Presiden berharap, selain pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur, investasi Rusia dapat diarahkan ke bidang lain seperti pembangunan alumunium smelter di Kalimantan Barat, energi, dan infrastruktur.
Adapun kunjungan Presiden ke Rusia untuk menghadiri KTT ASEAN-Rusia di Black Sea Resort, Sochi. KTT tersebut digelar untuk membahas peningkatan hubungan ekonomi, politik serta arsitektur keamanan regional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id