Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto: AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto: AFP)

Turki-Rusia Terus Perang Kata-kata

Fajar Nugraha • 28 November 2015 12:54
medcom.id, Ankara: Hubungan Rusia dengan Turki terus memanas. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun memperingatkan Rusia untuk tidak bermain api.
 
Perang kata-kata antara Rusia dan Turki ditembak jatuhnya jet tempur Rusia terus berlanjut.
 
Dalam pidato di Bayburt, kota di Turki timur-laut, Erdogan menuduh Rusia "bermain api" dengan menyerang kelompok-kelompok yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad berdalih memerangi kelompok ISIS. Erdogan juga menuduh Rusia menyerang truk-truk yang beroperasi di Suriah yang ditujukan untuk kegiatan perdagangan atau bantuan kemanusiaan.

Kantor berita pemerintah Turki dan kelompok bantuan Turki hari Rabu melaporkan, pesawat Rusia menyerang konvoi bantuan Turki di Suriah, dekat perbatasan Turki, menewaskan tujuh orang dan melukai 10 orang.
 
Rusia marah setelah jet tempur Turki menembak jatuh pesawat tempurnya Selasa (24/11/2015) lalu. Negeri Beruang merah mengancam hubungan kedua negara yang berada pada sisi berlawanan dalam perang Suriah, dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik internasional yang lebih luas.
 
Dalam komentar hari Jumat, Erdogan tampak merespons Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sehari sebelumnya, jelas merujuk ke Turki, mengatakan bahwa mereka yang "berbisnis kriminal" dengan teroris dan menggunakannya "untuk mencapai tujuan politik" adalah "bermain api."
 
"Rusia menggunakan jatuhnya pesawat sebagai alasan melontarkan 'tuduhan yang tidak bisa diterima' kepada Turki. Ia menilai tuduhan Rusia bahwa Turki membeli minyak dari kelompok ISIS adalah fitnah," ujar Erdogan, seperti dikutip VOA Indonesia, Sabtu (28/11/2015).
 
Namun, Erdogan mengatakan ia ingin bertemu Putin langsung pada Senin di sela-sela KTT Iklim di Paris, Prancis.
 
Putin belum menanggapi tawaran pemimpin Turki itu. Penasehat kebijakan luar negeri Kremlin Yury Ushakov hari Jumat mengutip "kurangnya kesiapan pihak Turki untuk menyampaikan permintaan maaf atas insiden pesawat."
 
Juga hari Jumat, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membatalkan perjalanan bebas visa antara kedua negara, dengan alasan pemerintah Turki melampaui batas apa yang bisa diterima.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan