Dalam sebuah tayangan langsung saluran televisi nasional Iran, Direktur Jenderal Agensi Penanggulangan Bencana Provinsi Golestan, Sadegh Ali Moghadam, mengatakan bahwa 22 jasad korban telah dievakuasi.
Ia mengumumkan bahwa masa berkabung akan diberlakukan di Golestan hingga tiga hari ke depan.
Sementara itu Presiden Iran Hassan Rouhani memerintahkan semua pihak terkait menggunakan segala sumber daya untuk menyelamatkan korban yang masih terperangkap di tambang Zemestanyurt.
Juru bicara pemerintahan provinsi Golestan, Ali Yazerloo, menyebut ledakan di tambang terjadi pada Rabu, pukul 12.40 siang waktu setempat. Sejumlah pejabat menduga ledakan dipicu akumulasi gas dari aktivitas penambangan batu bara.
Setelah ledakan terjadi, ambulans dan helikopter serta kendaraan lainnya berdatangan ke lokasi kejadian.
Sedikitnya 25 orang telah dilarikan ke rumah saat setelah menghirup gas selama proses pencarian korban. Jumlah pasti mereka yang masih terperangkap di tambang belum jelas, mulai dari 30 hingga 80 orang.
Bukan Insiden Pertama
Lebih dari 500 pekerja merupakan karyawan di tambang Zemestanyurt, yang terletak 14 kilometer dari Azadshahr. Golestan adalah provinsi Iran yang berbatasan dengan Turkmenistan dan berada di pesisir Laut Kaspia.
Iran mengonsumsi sekitar 2,5 juta batu bara per tahun, namun hanya mengekstraksi sekitar 1 juta ton dari tambangnya sendiri dalam setiap tahunnya. Sisanya diimpor dari negara lain, dan biasanya dipakai untuk industri besi baja.
Ini bukan musibah pertama dalam industri pertambangan Iran. Pada 2013, sebelas pekerja tambang tewas dalam dua insiden terpisah. Empat tahun sebelumnya, 20 pekerja tewas dalam serangkaian insiden.
Lemahnya standar keamanan dan jasa pertolongan darurat di area pertambangan Iran kerap menjadi faktor utama penyebab insiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id