Mereka juga hendak melakukan lebih banyak pembicaraan dengan kelompok rivalnya, Fatah. Tujuannya, mengakhiri perseteruan mereka selama satu dekade terakhir.
Perwakilan Hamas sudah bertemu dengan pejabat senior Mesir di Kairo.
Dalam tanggapan awal, wakil kepala Fatah mengatakan langkah Hamas tersebut "positif dan menjanjikan," seperti dikutip BBC, Minggu 17 September 2017.
Setelah terjadi bentrokan mematikan pada 2007, Fatah tersingkir dari Jalur Gaza.
Upaya kedua faksi tersebut membentuk pemerintahan bersama di Gaza dan Tepi Barat sejak saat itu berakhir gagal.
Belum ada tanggapan resmi dari delegasi Fatah di Mesir, namun wakil pemimpinnya Mahmoud al-Aloul dengan hati-hati menyambut baik berita tersebut. Ia meminta masalah lain untuk diselesaikan, termasuk kontrol perbatasan dan rekonsiliasi sosial.
Hamas memenangkan pemilu 2006, namun setelah bentrokan 2007, Presiden Mahmoud Abbas memecat perdana menteri Hamas. Kelompok tersebut masih berkuasa atas Gaza, sementara Fatah terus memimpin Daerah Otoritas Palestina di bagian Tepi Barat yang tidak berada di bawah kendali Israel.
Associated Press melaporkan belum diketahui pasti apakah Hamas siap menempatkan pasukan keamanannya di bawah kendali Abbas -- sebuah poin pertentangan utama di masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News