Menurut keterangan Organisasi Migrasi Internasional atau IOM, Selasa 5 Juni 2018, 48 dari 60 korban tewas adalah warga negara Tunisia.
Sementara sisanya adalah warga asing yang kewarganegaraannya belum dapat diidentifikasi.
"Para korban selamat mengaku membayar antara 2.000 hingga 3.000 dinar kepada jaringan penyelundup manusia agar bisa naik kapal," ujar juru bicara IOM, seperti dikutip dari Middle East Monitor.
"Tragedi ini terjadi saat IOM mencatat kedatangan 1.910 imigran Tunisia ke Italia via jalur laut antara 1 Januari hingga 30 April 2018," lanjut dia.
Tahun lalu di periode sama, angka imigran dari Tunisia ke Italia hanya 231. Italia adalah salah satu tujuan favorit imigran yang berasal dari benya Afrika.
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini meminta pemerintah daerah Sicilia berhenti menerima pengungsi, sehingga kawasan tersebut tidak lagi dianggap sebagai "kamp imigran Eropa."
Salvini, pemimpin dari Partai Liga yang berhaluan sayap kanan, menegaskan sikapnya bukan merujuk pada "garis keras, namun sesuai dengan akal sehat."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id