Berdasarkan keterangan Kementerian Budaya dan Informasi Arab Saudi, Menteri Awwad bin Saleh Alawwad mengizinkan pemberikan lisensi bagi pihak yang ingin membuka bioskop.
Pemberian izin akan dimulai setelah persiapan regulasi selesai sekitar 90 hari ke depan.
"Komisi Umum Media Audiovisual, regulator di sektor ini, akan mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk membuka bioskop di Kerajaan," ujar pernyataan Kementerian Budaya dan Informasi Arab Saudi, seperti dilansir Middle East Monitor, Senin 11 Desember 2017.
"Konten dari film-film akan melewati proses penyuntingan berdasarkan standar kebijakan Kerajaan. Film-film ini juga harus sejalan dengan nilai dan norma berlaku, termasuk tidak bertentangan dengan syariah dan kode etik Kerajaan," lanjutnya.
Kementerian Budaya dan Arab Saudi menilai industri film memiliki dampak ekonomi yang akan meningkatkan ukuran pasar media dalam negeri, menstimulasi perkembangan perekonomian dan diversifikasi dengan nilai kontribusi lebih dari 90 miliar riyal terhadap GDP.
Industri ini juga diprediksi dapat membuka lebih dari 30 ribu lapangan pekerjaan permanen dan 130 ribu posisi kontrak di Arab Saudi pada 2030.
Sejumlah film yang sempat beredar di Arab Saudi di masa lalu berujung pada tuduhan bahwa industri ini bertentangan dengan hukum syariah dan budaya dalam negeri. Satu per satu bioskop di Arab Saudi ditutup, hingga akhirnya benar-benar hilang di pertengahan 1980-an.
Percobaan terakhir pembukaan bioskop di Arab Saudi dilakukan Pangeran Al-Waleed bin Talal pada Februari 2009 lewat film Menahi yang dihadirkan di sebuah bioskop di Riyadh. Namun, banyaknya tekanan membuat bioskop tersebut akhirnya ditutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News