Dubes Mansyur Pangeran dengan para menteri-menteri Senegal (Foto: Dok. KBRI Dakar)
Dubes Mansyur Pangeran dengan para menteri-menteri Senegal (Foto: Dok. KBRI Dakar)

KBRI Dakar Gencar Promosi Produk RI di Senegal

Sonya Michaella • 06 Februari 2017 16:08
medcom.id, Dakar: Produk mie instant dari Indonesia kini mulai merambah pasar Afrika Barat. Salah satu produk unggulan Indonesia ini dipasarkan di pameran dagang internasional di Kaolack, Senegal.
 
Di pameran ini, stand KBRI Dakar tak henti-hentinya diramaikan oleh pengunjung yang ingin merasakan kelezatan dari mie instan tersebut. Bahkan, Menteri Urusan Plan Senegal Emergent, Abdoul Aziz Tall, menyempatkan diri untuk menyambangi stand KBRI Dakar dan mencicipi mie instant.
 
"Keikutsertaan KBRI Dakar di pameran dagang internasional 2017 ini adalah untuk mempromosikan berbagai produk industri strategis dan produksi industri nasional Indonesia, tidak hanya di ibu kota Dakar, tapi juga di kota lain," ucap Duta Besar RI untuk Senegal, Mansyur Pangeran, seperti keterangan tertulis dari KBRI Dakar yang diterima Metrotvnews.com, Senin (6/2/2017).

Dubes Mansyur menjelaskan produk-produk industri strategis yang dipromosikan pada pameran ini, antara lain PT Dirgantara Indonesia, PT. INKA, PT. PINDAD dan PT. Sritex. Sementara bahan makanan dan minuman lainnya adalah produk teh dan kopi, ban, alat pertanian dan traktor tangan, sabun, deterjen dan anti nyamuk, kelapa goreng dan kelapa sawit, salep gosok dan balsam.
 
Dengan hadirnya satu lagi produk mie instan dari Indonesia ini, duharapkan ke depannya pemasaran ini bisa membuka regional office di di Senegal. Dengan adanya regional office, tentu akan memudahkan produk ini melakukan pemasaran lebih luas ke Afrika Barat yang sudah pernah dirintis sebelumnya oleh produk mie instan unggulan Indonesia.
 
Ajang Foire Internationale de Kaolack atau FIKA tahun ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan di Kaolack dengan Nigeria sebagai Tamu Kehormatan.
 
FIKA 2017 diluncurkan secara resmi oleh Menteri Urusan Plan Senegal Emergent, Abdoul Aziz Tall, pada 2 Februari 2017, dan akan berlangsung selama 14 hari. FIKA tahun ini mengusung tema “South-South Partnership as a Major Challenge of Emergence in the ECOWAS Area” dan menampilkan sekitar 300 eksposan dari Senegal dan negara-negara Afrika lainnya seperti Benin, Mali dan Burkina Faso.
 
Kaolack yang berjarak lebih kurang 200 Km dari Kota Dakar merupakan daerah penghasil utama terbesar kacang tanah di Senegal. Produksi kacang tanah di Kaolack setiap tahunnya mencapai sekitar 500.000 ton. Pada pertengahan tahun 2015/2016, Senegal mencetak rekor produksi kacang tanah hingga mencapai 1,1 juta ton, naik 59 persen dari produksi tahun sebelumnya.
 
Senegal mengekspor 65 persen kacang tanahnya ke China dan 33 persen ke Viet Nam. Sesuai data Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan antara Indonesia dengan Senegal pada tahun 2015 mencapai USD31 juta dengan surplus di pihak Indonesia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan