Observatory juga melaporkan markas grup militan Fateh al-Sham Front dan sekitarnya terkena sedikitnya 10 serangan udara pada waktu subuh.
Mengandalkan jaringan sumber anonim di Suriah, Observatory melaporkan korban tewas dalam serangan tersebut meliputi 24 warga sipil, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Kepala Observatory Rami Abdel Rahman menduga serangkaian serangan dilakukan pesawat jet tempur Rusia yang bersekutu dengan Suriah atau oleh kekuatan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
Merespons tudingan, Rusia membantah keras melancarkan serangan di Idlib. "Pesawat Rusia tidak melancarkan satu serangan pun di Idlib pada Selasa kemarin, atau pekan ini, atau bahkan sejak awal 2017," ujar pernyataan resmi Kementerian Pertahanan di Moskow.
"Segala tuduhan atas serangan ini adalah bohong," lanjutnya.
Intervensi Rusia dan Koalisi AS
Rusia terlibat dalam konflik Suriah sejak September 2015, satu tahun setelah koalisi pimpinan AS memulai operasi melawan ISIS.
Fateh al-Sham berada dalam tekanan kuat dalam beberapa pekan terakhir di Idlib, satu-satunya provinsi yang masih dikuasainya di Suriah.
Serangkaian pengeboman terhadap grup tersebut meningkat, termasuk satu serangan udara AS pada Januari yang menewaskan lebih dari 100 militan di kamp pelatihan Idlib.
Koalisi pimpinan AS sebagian besar menghantam rival dari Fateh al-Sham, yakni Islamic State (ISIS), walau terkadang juga mengenai faksi lainnya di Suriah.
Lebih dari 310 ribu orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal sejak konflik di Suriah meletus pada 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News