medcom.id, Abuja: Puluhan gadis muda berhasil diselamatkan dari sekapan penculik Boko Haram. Tapi malah dibuat jadi korban lagi oleh tentara Nigeria dan polisi yang ditugaskan untuk melindungi mereka.
Kejadian itu muncul dalam laporan yang didokumentasikan oleh para penyelidik dari Human Rights Watch (HRW).
Lembaga HAM yang berbasis di New York menemukan 43 kasus "pelecehan seksual, termasuk perkosaan dan eksploitasi." Empat korban bercerita kepada HRW, mereka dibius dan diperkosa. Tiga puluh tujuh di antaranya mengatakan mereka telah dipaksa melakukan hubungan seks melalui janji-janji palsu pernikahan dan diberi kekayaan dan bantuan keuangan.
"Hal ini buruk sekali. Para perempuan dan gadis-gadis itu tidak mendapatkan dukungan yang sangat dibutuhkan untuk menghapuskan trauma mengerikan yang mereka derita selama di tangan Boko Haram," kata peneliti senior Nigeria di HRW, Mausi Segun, seperti dikutip Amsterdam News, Kamis (3/11/2016).
"Ini perbuatan tercela dan memalukan sebab orang-orang yang harus melindungi para perempuan dan gadis-gadis itu yang menyerang dan menyalahgunakan mereka," tambahnya.
Menurut HRW, korban perkosaan dan eksploitasi seksual mungkin tidak mau mencari perawatan kesehatan, termasuk penyuluhan psikologis, karena mereka merasa malu.
Kurang dari lima di antara 43 perempuan dan gadis-gadis itu dilaporkan menerima penyuluhan resmi setelah mereka mengalami pelecehan seksual.
Presiden Muhammadu Buhari, setelah mengetahui perundungan terhadap gadis-gadis itu, mengatakan dia "khawatir dan terkejut" dan memerintahkan polisi untuk "segera mulai menyelidiki masalah ini."
"Kesejahteraan bagi warga paling rentan Nigeria telah menjadi prioritas pemerintah," kata juru bicara kepresidenan Garba Shehu, menambahkan bahwa tudingan yang diajukan oleh HRW "tidak bisa dianggap enteng."
Human Rights Watch mengatakan sudah menulis kepada beberapa pejabat Nigeria, pada Agustus, buat meminta komentar mengenai berbagai temuan penelitian. Aisha Jumai Alhassan, menteri urusan perempuan, telah berjanji dalam pertemuan dengan HRW untuk menyelidiki tuduhan tersebut dan kemudian merespons.
Bulan lalu, ratusan pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat pemberontak Boko Haram mengadakan protes di Maiduguri. Mereka menuduh para pejabat mencuri jatah makanan setelah foto-foto tampak tersebar di media sosial menunjukkan makanan dengan logo lembaga bantuan yang dijual di toko-toko.
Seorang juru bicara gubernur membantah tuduhan itu, seraya berkata, "Secara radikal, sulit untuk menyelewengkan makanan."
Terpisah, United Nations Children Fund (Unicef) mengumumkan, mereka telah mengamankan pembebasan 876 anak-anak yang dipegang oleh militer dan pasukan keamanan Nigeria.
Tentara secara rutin menahan warga sipil yang telah bermukim di berbagai daerah yang pernah diduduki oleh pemberontak. Alasannya berupa kecurigaan bahwa para penduduk itu barangkali terkait dengan kegiatan militan.
Namun, kalangan kelompok HAM mengatakan, tidak ada proses hukum yang tepat untuk anak-anak karena mereka tidak resmi didakwa, dan beberapa dari mereka dijebloskan ke tempat yang disebut pusat-pusat rehabilitasi, sebagaimana kalangan itu katakan, seperti penjara. PBB menyatakan, anak-anak tidak boleh ditawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id