Kepala pemberontak Riek Machar mengaku sudah menandatangani perjanjian dan meminta Presiden Salva Kiir untuk mengikutinya.
"Ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengakhiri perang," tutur Machar, seperti dikutip AFP, Senin (17/8/2015).
"Kami meminta Presiden Kiir untuk mempertimbangkan posisinya sehingga kita dapat maju ke depan," sambung dia.
Sekretaris Jenderal partai penguasai Pagan Anum juga telah menandantangani perjanjian damai. Namun tim mediator presiden mengatakan dirinya tidak merepresentasikan pemerintah.
Kiir enggan menandatangani perjanjian damai karena kubu pemberontak sudah terpecah. Ia khawatir walaupun sudah disepakati, perjanjian tidak akan bertahan lalu.
Amerika Serikat, yang terus menengahi dialog damai, meminta Presiden Kiir untuk menandatangani perjanjian.
"Kami meminta pemerintah menandatangani perjanjian dalam 15 hari ke depan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News