Komandan Khalifa Haftar dan Perdana Menteri Libya Fayez al-Sarraj bertemu di Abu Dhabi, Selasa 2 Mei 2017. Ini merupakan pertemuan kedua sejak Sarraj menjadi PM Libya pada akhir 2015. Haftar menolak mengakui Sarraj sebagai pemimpin Libya.
"Pertemuan menciptakan optimisme mengenai jaminan adanya solusi politik," kata Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab.
"Ini merupakan langkah penting untuk mendorong proses politik di Libya," lanjutnya, dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita WAM.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang merupakan pendukung Haftar, berencana datang ke Abu Dhabi pada Rabu 3 Mei 2017. Belum diketahui apakah kunjungan ini terkait dengan pertemuan dua tokoh Libya.
Terdapat sejumlah aktivitas diplomatik dalam beberapa hari terakhir terkait konflik Libya.
Akhir pekan kemarin, utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa Martin Kobler menggelar pertemuan di Sudan, negara pendukung Sarraj. Satu hari setelahnya, dia bertemu Mahmud Jibril, yang memimpin pemerintahan interim Libya semasa pemberontakan yang menggulingkan Moamer Gaddafi pada 2011.
Sejumlah grup bersenjata berperang di Libya untuk memperebutkan sumber minyak bumi. Kekacauan ini dimanfaatkan sejumlah grup ekstremis, termasuk Islamic State (ISIS), untuk memperluas pengaruh mereka di luar Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News