Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Talal. (Foto: AFP/FAYEZ NURELDINE)
Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Talal. (Foto: AFP/FAYEZ NURELDINE)

Pangeran Saudi Sebut Gulen Lebih Berbahaya dari ISIS

Willy Haryono • 23 Agustus 2016 19:10
medcom.id, Ankara: Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Talal mengatakan grup milik Fethullah Gulen, ulama yang dituduh sebagai dalang di balik kudeta Turki, jauh lebih berbahaya dari kelompok militan Islamic State (ISIS). 
 
Pernyataan disampaikan Talal dalam wawancara dengan surat kabar Hurriyet pada akhir pekan. Ia menegaskan kunjungannya ke Turki tidak terkait dengan percobaan kudeta yang terjadi pada 15 Juli. 
 
"Saya memutuskan akan mengunjungi Antalya, namun setelah terjadinya percobaan kudeta, saya berkata kepada diri saya sendiri untuk segera pergi ke Turki. Kita melawan sebuah grup yang lebih berbahaya dari Daesh," kata Talal, seperti dikutip middleeastmonitor, Selasa (23/8/2016). 

"Saya berada di Turki untuk menunjukkan dukungan kepada Presiden Erdogan. Dia teman saya, dan juga teman dunia Arab dan Muslim. Presiden Erdogan adalah pendiri Turki di abad ke-21," ujar dia. 
 
Talal menambahkan: "Turki merepresentasikan Islam moderat dalam dunia Muslim. Kunjungan saya juga bertujuan menunjukkan dukungan politik, ekonomi dan personal kepada Presiden Erdogan."
 
Turki Sahabat Arab Saudi
 
Sang pangeran mengatakan Raja Salman telah menelepon Erdogan secara personal setelah terjadinya percobaan kudeta. Raja Salman mengucapkan selamat kepada Erdogan yang dinilai berhasil meredakan kekacauan. 
 
Pangeran Saudi Sebut Gulen Lebih Berbahaya dari ISIS
Raja Salman (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: AFP)
 
"Jika ada percobaan kudeta di negara sahabat Saudi, maka Saudi akan mengingatkan warganya untuk pergi ke negara itu. Tapi Saudi tidak mengeluarkan peringatan itu terhadap kudeta di Turki," tutur Talal. 
 
Lebih dari 50 ribu orang, ditandai, dipecat atau dibebastugaskan dari pekerjaannya oleh Pemerintah Turki. Mereka dikabarkan memiliki kaitan dengan kudeta militer. 
 
Kabar ini mengikuti penangkapan lebih dari 6.000 personel militer yang diduga terlibat kudeta militer. Selain itu lebih dari 9.000 petugas polisi juga dipecat dan 3.000 hakim turut diberhentikan.
 
Erdogan juga berusaha menyeret para pendukung Gulen, bahkan yang disinyalir berada di luar Turki. Erdogan bahkan sempat meminta Indonesia menutup sembilan lembaga terkait Gulen
 
Gulen tinggal terasing di Amerika Serikat. Turki meminta AS segera mengekstradisi Gulen, namun Negeri Paman Sam menolak dengan alasan kurangnya bukti kuat. 
 
Pangeran Saudi Sebut Gulen Lebih Berbahaya dari ISIS
Fethullah Gulen. (Foto: AFP)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan