Aliansi oposisi di Venezuela telah melancarkan kampanye untuk menurunkan Presiden Nicolas Maduro lewat yang dianggap sebagai gerakan terbesar yang pernah ada. Mereka bersumpah akan melakukan semua cara yang perlu untuk mengakhiri kepresidenannya.
Oposisi telah menghabiskan waktu berminggu-minggu menyusun siasat untuk menyingkirkan presiden penganut paham sosialis yang sangat tidak populer itu. Oposisi terus berbenturan dengan Maduro sejak ia memenangkan mayoritas kursi Parlemen Desember lalu. Demikian diberitakan VOA Indonesia, Rabu (9/3/2016).
Menyingkirkan Maduro, yang kini pada pertengahan masa jabatan enam tahun, akan sulit sebab lembaga pemilihan serta lembaga kehakiman yang bersekutu diperkirakan akan membantu pemerintah menunda dan menjegal rencana oposisi itu.
Koalisi yang dinamakan The Democratic Unity Roundtable ini akan menggunakan semua mekanisme perubahan dalam konstitusi. Upaya tersebut termasuk referendum menariknya, mengamandemen Konstitusi, atau menyusun Konstitusi baru.
Tokoh-tokoh pemerintah menganggap rencana oposisi itu sebagai upaya yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk melancarkan kudeta di negara yang memiliki salah satu cadangan minyak terbesar di dunia itu.
Orang kedua Partai Sosialis dan bekas ketua Parlemen, Diosdado Cabello pekan ini menyebut rencana itu sebagai percobaan hendak mengobarkan kekerasan didukung oleh imperialisme AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News