Sanksi dicabut setelah Agensi Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan Iran telah memenuhi komitmennya dalam perjanjian nuklir tahun lalu, yang dibuat untuk memastikan Iran tidak akan membuat senjata pemusnah massal.
"Kesepakatan itu tidak merugikan bangsa mana pun," ungkap Rouhani, seperti dikutip BBC, Minggu (17/1/2016).
Rouhani mengatakan semua orang senang atas tercapainya komitmen perjanjian nuklir ini. Namun ia menyadari masih adanya beberapa orang yang tidak senang dengan semua ini, seperti Israel dan beberapa politikus di Kongres Amerika Serikat (AS).
"Kami, warga Iran, telah mencoba bersahabat dengan dunia, dan meninggalkan permusuhan, kecurigaan dan plot-plot tertentu. Kami telah membuka bab baru dalam hubungan Iran dengan Dunia," ujar Rouhani.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry dan diplomat Iran beserta Uni Eropa menyambut gembira pencapaian ini, yang terjadi setelah mengalami kemunduran selama bertahun-tahun setelah dimulainya usaha internasional dalam mengurangi kemungkinan Iran dapat membuat senjata nuklir.
"Hari ini menandai hari pertama atas dunia yang lebih aman. Malam ini, kita diingatkan sekali lagi lagi bahwa kekuatan diplomasi dapat mengatasi tantangan signifikan," ucap Kerry di Wina.
"Berkat kerja keras dan dialog berkomitmen, kami telah membuat terobosan penting terkait dua negosiasi nuklir dan upaya diplomatik jangka panjang yang terpisah," lanjutnya.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, yang juga diucapkan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Jawad Zarif dalam bahasa Farsi, bahwa perjanjian nuklir ini mendemonstrasikan bahwa "dengan tekad politik, ketekunan, dan melalui diplomasi multilateral, kita dapat memecahkan masalah yang paling sulit dan menemukan solusi praktis yang dapat diimplementasikan dengan efektif."
Sementara itu, di Washington, Presiden AS Barack Obama menandatangani perintah eksekutif tentang pencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran. Sementara Kerry menegaskan Badan Energi Atom Internasional PBB bisa memverifikasi bahwa "Iran telah sepenuhnya melaksanakan komitmen (perjanjian nuklir)."
Perjanjian pada 14 Juli 2015 meredam kemungkinan adanya intervensi militer AS dan Israel ke Iran. Namun bukti bahwa Iran sudah melaksanakan komitmennya untuk tidak membuat senjata nuklir baru benar-benar terbukti pada Sabtu ini.
Sebagian besar pemerintahan negara Barat mengapresiasi pencabutan sanksi. Namun bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Iran dianggap masih berniat membuat sebuah bom nuklir.
Meski sejumlah pemerintahan negara Barat mengapresiasi pencabutan sanksi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menilai Iran masih berniat membuat senjata nuklir di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News