Konsultasi Bilateral Indonesia-Mesir. (Foto: Dok. KBRI Kairo)
Konsultasi Bilateral Indonesia-Mesir. (Foto: Dok. KBRI Kairo)

Indonesia Upayakan BUMN Masuki Pasar Mesir

Sonya Michaella • 28 Juni 2019 08:06
Kairo: Peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi menjadi topik utama Konsultasi Bilateral Indonesia-Mesir pada 27 Juni 2019. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya.
 
Sehari sebelumnya, telah dilakukan pertemuan teknis yang melibatkan sejumlah kementerian dan BUMN dari kedua negara. Dari Indonesia hadir perwakilan dari Kementerian Pertahahan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan PT WIKA. 
 
"Ada banyak perkembangan dalam hubungan bilateral RI-Mesir selama 6 tahun terakhir yang perlu dikonsolidasikan. RI-Mesir perlu duduk bersama untuk memetakan dan menyepakati langkah peningkatan kerja sama bilateral antar kedua negara di berbagai bidang, terutama perdagangan dan investasi," kata Desra, dalam keterangan tertulis KBRI Kairo kepada Medcom.id, Jumat 28 Juni 2019.

Terkait kerja sama investasi, Desra menyampaikan bahwa Mesir yang sedang menjalankan berbagai proyek pembangunan infrastruktur guna merealisasikan visi 2030, merupakan target potensial bagi outbound investment Indonesia di bidang konstruksi dan transportasi.
 
"Kita saat ini sedang mendorong BUMN Indonesia seperti PT. WIKA dan PT. INKA untuk menangkap peluang di Mesir. PT. INKA yang ikut dalam kunjungan ke Mesir telah kita pertemukan langsung negara mitra potensialnya di Mesir," lanjut dia.
 
Dalam Konsultasi Bilateral ini, setidaknya ada enam bidang kerja sama yang disepakati dan segera ditandatangani yaitu Pembentukan Sidang Komisi bersama, Pembentukan Joint Trade Committee, kerja sama perikanan, kesehatan, energi, dan pertahanan.
 
Desra menerangkan bahwa kedua negara sepakat untuk mendorong peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi.
 
Untuk membuka akses pasar bagi produk ekspor kedua negara, Indonesia dan Mesir sepakat untuk membentuk Joint Feasibility Studies yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) RI-Mesir. 
 
"Kedua negara merupakan kekuatan ekonomi terbesar di masing-masing kawasan. Indonesia dapat memanfaatkan Mesir sebagai hub untuk mendapatkan akses lebih besar ke Afrika dan Eropa serta Timur Tengah. Sementara Mesir dapat menjadikan Indonesia sebagai hub untuk masuk ke pasar ASEAN," ungkapnya.
 
Hubungan diplomatik antara RI dan Mesir telah terjalin sejak 10 Juni 1947. Mesir merupakan negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946. Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional yang penting dan mitra ekspor nomor 26 bagi Indonesia.
 
Pada tahun 2018, total nilai perdagangan RI-Mesir mencapai USD1,10 Miliar, di mana Indonesia surplus sebesar hampir USD900 ribu. Warga negara Indonesia di Mesir berjumlah 7.991 orang, di mana 6.229 diantaranya adalah mahasiswa dan 463 pekerja sektor informal. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan