Selain itu, warga Palestina juga mengecam pembongkaran beberapa rumah warga Palestina di Desa Umm al-Hieran di Negev.
Dilansir Middle East Eye, Sabtu (21/1/2017), ratusan orang berkumpul di sekitar Al Manara. Mereka menyebut unjuk rasa mereka ini bernama 'Komite Nasional Palestina melawan Kebijakan AS'.
Faksi Nasional Ramallah memperingatkan langkah AS tersebut di mana langkah ini akan menjadi penghapus kesempatan untuk perdamaian Palestina-Israel dan juga mendeklarasikan perang dengan rakyat Palestina.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan membawa spanduk bertuliskan 'Trump, rasisme Anda menjauhlah dari Kota Suci' dan 'Jangan Sentuh Yerusalem'.
Ada pula yang membawa spanduk bertuliskan 'Seluruh dunia bergerak maju, tetapi administrasi Trump bergerak mundur!'
Selain itu, ratusan orang juga berunjuk rasa di kota Nablus di mana mereka melambaikan bendera Palestina dan mengacungkan foto korban kekerasan yang terjadi di Palestina.
Bahkan, Gubernur Nablus, Akram Rajoun serta anggota komite Fatah ikut dalam unjuk rasa ini dan menekankan bahwa pelaksanaan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan mengancam solusi dua negara atau two state solution.
Ia juga mengatakan Palestina akan menggerakkan rakyatnya untuk memberi tekanan kepada pemerintah baru AS untuk mengurungkan niatnya.
Protes di seluruh penjuru Palestina ini juga mengutuk kekejaman Israel di Umm Al-Hiran di mana dua orang Palestina tewas dan rumah warga dihancurkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News