Koalisi Nasional mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menginvestigasi serangan tersebut, yang terjadi di kota Khan Sheikhun di Provinsi Idlib.
Dalam serangan tersebut, menurut grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights, puluhan orang dilaporkan menderita masalah pernapasan, pingsan hingga muntah-muntah.
"Dewan Keamanan PBB harus segera menggelar rapat sesi darurat untuk segera memulai investigasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam memastikan semua pihak terkait bertanggung jawab atas serangan," ujar Koalisi Nasional, seperti disitat AFP.
"Jika itu tidak dilakukan, maka kami mengartikannya sebagai sebuah pemberian restu terhadap aksi-aksi rezim Suriah," lanjutnya.
Pernyataan Koalisi Nasional juga menuduh "rezim kriminal (Presiden) Bashar" (al-Assad) melancarkan serangan dengan menggunakan "selongsong berisi zat kimia" berbahaya.
.jpg)
Presiden Suriah Bashar al-Assad. (Foto: AFP)
Observatory melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas adalah warga sipil, sembilan di antaranya anak-anak.
Pemerintah Suriah secara resmi bergabung dengan Konvensi Senjata Kimia dan menyerahkan semua senjata kimianya pada 2013. Itu merupakan bagian dari sebuah perjanjian agar Amerika Serikat (AS) tidak melancarkan serangan di Suriah.
Namun sejumlah laporan penggunaan bahan kimia oleh rezim Presiden Bashar al-Assad muncul dari waktu ke waktu. PBB menuduh rezim Assad melancarkan sedikitnya tiga serangan kimia pada 2014 dan 2015.
Lebih dari 320 ribu orang tewas di Suriah sejak konflik meletus pada Maret 2011, yang berawal dari sebuah unjuk rasa damai menentang pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News