Mahasiswa dan karyawan institusi pendidikan menonton program televisi yang menayangkan Dubes AS untuk Turki John Bass di Istanbul, 11 Oktober 2017. (Foto: AFP/OZAN KOSE)
Mahasiswa dan karyawan institusi pendidikan menonton program televisi yang menayangkan Dubes AS untuk Turki John Bass di Istanbul, 11 Oktober 2017. (Foto: AFP/OZAN KOSE)

Kebingungan Warga Turki di Tengah Kisruh Diplomatik dengan AS

Willy Haryono • 14 Oktober 2017 09:47
medcom.id, Ankara: Mahasiswa, pebisnis dan pengusaha biro perjalanan wisata Turki kebingungan di tengah kisruh diplomatik negaranya dengan Amerika Serikat (AS). Turki membekukan proses pengurusan visa bagi warga AS, begitu juga sebaliknya. 
 
Menurut data Institut Statistik Turki, 313.654 warga Turki pergi ke AS, sedangkan angka dari warga AS yang melakukan kunjungan sebaliknya adalah 459.493 pada tahun lalu.
 
Namun keputusan Turki menjerat seorang staf di konsulat AS terkait tuduhan keterlibatannya dengan Fethullah Gullen, ulama yang dituding sebagai dalang di balik percobaan kudeta tahun lalu, menjadikan hubungan kedua negara merenggang. 

Sebagai responsnya, Kedutaan Besar AS di Ankara menghentikan sementara pemberiaan visa non-imigran, termasuk untuk pariwisata dan bisnis. Turki juga menghentikan sementara semua jenis visa bagi warga AS yang mengajukan permohonan di Negeri Paman Sam. 
 
"Banyak mahasiswa dan keluarga mereka yang panik," ujar Zeynep Sen, koordinator program pendidikan luar negeri di Istanbul, yang biasa membantu mahasiswa pergi kuliah ke negara lain. 
 
Salah satu yang terkena dampak kekisruhan ini adalah Ergun Coskun, mahasiswa 22 tahun yang sedang belajar untuk menjadi guru Bahasa Inggris. Ia berencana pergi ke AS untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. 
 
Baca: Erdogan Kecam Kebijakan AS Hentikan Visa untuk Warga Turki
 
"Semua rencana saya gagal. Kami di sini masih menunggu, tapi belum ada kabar lanjutan," tutur Coskun kepada AFP.
 
Deniz Akar, petinggi dari International Education Fairs of Turkey, mengatakan bahwa setiap tahun ada sekitar 26 ribu mahasiswa Turki yang pergi ke AS untuk urusan pendidikan.
 
Sekitar 10 ribu di antaranya untuk belajar Bahasa Inggris, 10 ribu untuk meraih gelar S1 dan S2, sementara 6.000 lainnya dalam program "Work and Travel."
 
Duta Besar AS untuk Turki John Bass mengatakan larangan pemberian visa ini terbatas pada lokasi tertentu. "Jika Anda ingin mengajukan visa di Kedubes atau Konsulat AS lain di luar Turki, silakan saja," tutur dia.
 
Turki dan AS sama-sama anggota NATO, namun hubungan keduanya belakangan memburuk terkait percobaan kudeta tahun lalu dan sejumlah perbedaan pendapat dalam kebijakan politik luar negeri. 
 
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, apakah saya bisa pergi ke AS atau tidak," ucap Kubra, seorang mahasiswa berusia 22 tahun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan