Menurut laporan juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianoush Jahanpour, dilansir dari laman CGTN, total kematian akibat korona di negara tersebut mencapai delapan orang. Angka tersebut merupakan yang tertinggi di luar Tiongkok.
Untuk total kasus korona COVID-19 di Iran, jumlahnya mencapai 43. Empat kasus terbaru muncul di Teheran, tujuh di kota suci Qom, dua di Gilan, dan masing-masing satu di Markazi serta Tonekabon.
Sementara itu, Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei mencurigai adanya propaganda virus korona yang sengaja diembuskan musuh-musuh negara dalam menganggu jalannya pemilihan parlemen.
Menurutnya, ada pihak yang sengaja melebih-lebihkan isu korona agar warga Iran takut keluar untuk menggunakan hak pilih mereka. Hingga Minggu ini, Komite Pemilu Iran belum mengumumkan hasil pemilu yang digelar dua hari lalu.
"Media mereka (musuh Iran) memanfaatkan kesempatan untuk menakut-nakuti warga dengan menggunakan isu penyakit dan virus (korona)," tutur Ayatollah dari kantornya di Teheran.
Selain Iran, dua negara lain yang menjadi sorotan di tengah wabah korona adalah Italia dan Korea Selatan. Kematian akibat korona di Italia mencapai dua orang, dengan jumlah kasus melampaui 100. Sedangkan untuk Korsel, kematiannya mencapai lima orang dengan jumlah kasus melewati 600.
Berdasarkan data terbaru Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dan John Hopkins CSSE, kematian global akibat korona mencapai 2462, dengan total kasus 78.823. Sementara untuk pasien yang sembuh dari virus korona menyentuh angka 23.319.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News