Sekitar 60 juta warga Mesir terdaftar untuk mengikuti pilpres selama tiga hari, yakni 26, 27, dan 28 Maret.
Mereka akan dihadapkan pada dua pilihan: petahana dan Moussa Mostafa Moussa, seorang politikus yang namanya kurang dikenal. Moussa mendaftar tepat sebelum tenggat pencalonan, sehingga pilpres Mesir tidak hanya diikuti calon tunggal.
"Moussa Mostafa Moussa memiliki sedikit kesempatan untuk memenangkan sejumlah besar suara. Kampanyenya lemah, banyak orang bahkan tidak tahu dia sedang ikut pemilu, dan dia umumnya kurang dikenal," kata Mostafa Kamel al-Sayed, profesor ilmu politik di Universitas Kairo.
Dalam wawancara yang disiarkan di televisi Mesir pekan ini, Sisi mengatakan tidak adanya lawan serius dalam pilpres ini bukanlah kehendaknya.
"Saya berharap kami memiliki satu, atau dua, atau tiga, atau 10 dari orang-orang terbaik, dan Anda bisa memilih apapun yang Anda inginkan," kata Sisi, seperti dilansir AFP, Sabtu 24 Maret 2018.
Pada pemilu 2014, Sisi menghadapi Hamdeen Sabbahi, politikus sayap kiri yang jauh lebih dikenal daripada Moussa. Meski demikian, Sisi berhasil memenangkan 96,9 persen suara.
Kekhawatiran dalam pilpres kali ini adalah tingkat keikutsertaan warga. Sebelumnya Sisi menekankan pentingnya bagi warga Mesir untuk bersama-sama mengikuti pilpres.
Tingkat keikutsertaan warga dalam pilpres 2014 adalah 37 persen di hari kedua. Angkanya mencapai 47,5 persen di hari terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News