Logo MIKTA. (Foto: Metrotvnews.com/Willy Haryono)
Logo MIKTA. (Foto: Metrotvnews.com/Willy Haryono)

Turki Ingin MIKTA Jadi Platform Konstruktif di Kancah Global

Willy Haryono • 21 November 2017 15:51
Ankara: Dibentuk sejak 2013, MIKTA telah menjadi sebuah platform unik beranggotakan lima negara yang letak geografisnya terpisah cukup jauh satu sama lain. Kelima negara ini terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan (Korsel), Turki dan Australia.
 
Berbeda dengan organisasi formal, MIKTA merupakan platform informal yang menyediakan ruang bagi dialog dan diplomasi positif untuk membahas beragam masalah global secara netral. 
 
Isu-isu yang dibahas dalam MIKTA beragam, mulai dari ekonomi, perdagangan, terorisme, energi, kesetaraan gender dan lainnya.

Memegang keketuaan tahun ini, Turki menginginkan MIKTA menjadi sebuah kelompok kemitraan signifikan di komunitas internasional.
 
"Kami ingin MIKTA menjadi pemain konstruktif di kancah global," ujar salah satu diplomat senior yang enggan disebutkan namanya di Kementerian Luar Negeri Turki di Ankara, dalam program MIKTA Journalist Meeting, 13-17 November 2017. 
 
Sebagai ketua tahun ini, Turki mengangkat tiga dari tujuh isu penting global. Ketiga isu itu adalah ekonomi dan perdagangan, terorisme serta keimigrasian. 
 
Khusus untuk keimigrasian, Turki menyoroti nasib jutaan warga Suriah yang melarikan diri dari zona konflik. Lebih kurang tiga juta warga Suriah telah melarikan diri dan bermukim sementara di Suriah. 
 
Turki mengaku selalu membuka pintu bagi semua warga Suriah yang membutuhkan bantuan. "Lokasi negara membuat kami ikut bertanggung jawab," lanjut pihak Kemenlu Turki, merujuk pada krisis Suriah yang meletus sejak 2011.
 
"Kami berlokasi di tengah-tengah peta dunia. Karena lokasi, kami harus menghadapi berbagai masalah. Kami ingin memperkuat kerja sama dalam menyelesaikan masalah-masalah ini," sambung dia.
 
Untuk masalah global, Turki menyebutkan kontribusi MIKTA adalah mengeluarkan pernyataan gabungan, salah satunya mengenai program nuklir dan misil balistik Korea Utara. Kelima anggota MIKTA sepakat Korut harus melakukan denuklirisasi dan mengikuti semua rekomendasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 
 
Sementara itu, MIKTA juga menjadi platform bagi anggota parlemen kelima negara untuk saling bertukar pikiran. Pertemuan semacam ini sudah berlangsung di Istanbul, yang salah satu bahasannya adalah mengenai Sustainable Development Goals atau SDGs. 
 
Tahun depan, keketuaan MIKTA akan dipegang Indonesia. Turki berharap Indonesia dapat melanjutkan estafet keketuaan dengan baik dan mengangkat sejumlah isu krusial seperti keamanan global dan terorisme. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan