"Rumah sakit lapangan yang terletak di jalan bandara (Tripoli selatan) diserang melalui udara," ucap juru bicara Kementerian Kesehatan Lamine al-Hashemi, dikutip dari Aljazeera, Senin, 29 Juli 2019.
"Lima dokter tewas dan tujuh orang lainnya, termasuk tim penyelamat, terluka," imbuhnya.
Di Libya, ada dua pasukan yang memperebutkan kendali di ibu kota Tripoli. Kedua pasukan tersebut adalah Pasukan Pro Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) dan pasukan yang setia kepada komandan militer Khalifa Haftar.
GNA yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menikmati dukungan dengan Prancis, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Rusia. Mereka melancarkan serangan awal April untuk merebut kendali Tripoli.
Mereka melewati serangan awal dan sejak pertempuran itu, tak ada titik terang di pinggiran kota. Kedua pasukan ini melakukan serangan udara dalam beberapa hari terakhir.
Meski demikian, tak ada konfirmasi atau penolakan tanggung jawab langsung dari pasukan Haftar.
"Sejak awal kampanye Haftar pada April, fasilitas media, termasuk rumah sakit lapangan dan ambulans rentan terkena serangan," ucap wartawan Aljazeera, Mahmoud Abdelwahed.
Dia menambahkan para pekerja medis yang selamat menunjukkan sisa-sisa roket di fasilitas itu. Mereka mengatakan bahwa itu kemungkinan diluncurkan dari sebuah pesawat tanpa awak.
Serangan yang terjadi pada Sabtu lalu adalah yang ketiga kalinya. Diduga sengaja menyerang rumah sakit di selatan Tripoli.
Pada 16 Juli lalu, tiga dokter dan seorang paramedis juga terluka dalam serangan udara di Rumah Sakit Swani. Ini merupakan kedua kalinya rumah sakit tersebut menjadi sasaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News