Yaman terus berkecamuk dalam perang antara pasukan pemerintah dengan pemberontak Houthi. (Foto: AFP).
Yaman terus berkecamuk dalam perang antara pasukan pemerintah dengan pemberontak Houthi. (Foto: AFP).

Arab Saudi Desak PBB untuk Tekan Houthi

Fajar Nugraha • 01 Februari 2019 10:59
Riyadh: Arab Saudi dan Uni Emirat Arab meminta Dewan Keamanan PBB (DK PBB) menekan pemberontak Houthi untuk sepakat melakukan gencatan senjata.
 
Dalam sebuah surat yang dikirim ke DK PBB, Arab Saudi bersama pemerintah Yaman dan Uni Emirat Arab (UEA) menuduh Houthi melanggar gencatan senjata di kota pelabuhan Hodeida 970 kali sejak diberlakukan pada 18 Desember.
 
“Ketuga negara meminta DK PBB untuk menekan Houthi danakan bertanggung jawab jika kegagalan mereka yang menyebabkan runtuhnya perjanjian Stockholm," sebut isi surat yang didapat AFP.

Pemerintah Yaman yang didukung  Arab Saudi dan kelompok pemberontak Houthi menyetujui gencatan senjata dan pemindahan pasukan dari Hodeida. Kesepakatan ini dimediasi PBB di Swedia bulan lalu.
 
Tetapi tenggat waktu untuk mundurnya pasukan dan pertukaran tahanan telah merosot, memicu kekhawatiran bahwa perjanjian Stockholm mungkin dalam bahaya. Menteri Luar Negeri UEA untuk urusan Luar Negeri Anwar Gargash bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis untuk membahas masalah dalam mengimplementasikan kesepakatan Stockholm.
 
"Kami memahami bahwa kami perlu melatih kesabaran, tetapi itu tidak terbatas," kata Gargash kepada wartawan setelah pertemuan ini, seperti dikutip AFP, Jumat, 1 Februari 2019.
 
Gargash menyuarakan keprihatinan tentang pertempuran yang dipicu oleh provokasi kelompok Houthi. "Kami tidak ingin melancarkan serangan di Hodeida,” tutur Gargash.
 
"Apa yang kami inginkan adalah PBB dan komunitas internasional untuk memberikan pengaruh dan melakukan pekerjaan itu dan menciptakan tekanan pada Huthis untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata,” katanya.
 
Houthi menuduh koalisi pimpinan Saudi melanggar komitmennya berdasarkan perjanjian Stockholm. DK PBB melakukan pertemuan tertutup untuk mendengar laporan dari utusan PBB Martin Griffiths yang telah menyelesaikan babak baru shuttle diplomacy.
 
Selama hampir empat tahun, pemberontak Houthi yang didukung-Iran, dengan Yaman terjebak dalam perang dengan aliansi pro-pemerintah regional yang dipimpin oleh Arab Saudi. Konflik telah memicu apa yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang berisiko kelaparan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan