"Kami tidak akan membiarkan homoseksualitas tumbuh di masyarakat kita, karena melanggar keyakinan agama dan budaya kita," kata Ruto, seperti yang dilansir AFP, Senin (4/5/2015).
Hal itu dipertegas Ruto dalam sebuah kebaktian gereja di Nairobi lantaran sebagian besar masyarakat Afrika mengalami homophobia dan kecenderungannya meningkat. Tak heran negara-negara Afrika melarang prilaku gay tersebut tumbuh, termasuk di Kenya yang merujuk pada undang-undang kolonial Inggris.
"Kami akan berdiri dengan para pemimpin agama untuk mempertahankan iman kita dan keyakinan kita. Tidak ada ruang untuk homoseksualitas di negara ini. Itu yang dapat saya yakinkan Anda," tegas Ruto.
Berbeda dengan Ruto, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menilai semua manusia berhak menentukan pilihannya dalam hidup. Termasuk soal percintaan.
"AS percaya bahwa semua orang diciptakan sama dan semua orang memiliki hak, yang mencakup orang-orang dari setiap agama, setiap jenis kelamin, setiap pilihan mitra, tidak peduli siapa yang Anda cintai," kata Kerry di saat mengunjungi Kenya.
Begitupun salah satu penulis terkenal asal Kenya, Binyavanga Wainaina. Penulis yang mengaku gay ini menolak keras pernyataan sang Wapres. Penolakan itu disampaikan melalui akun twitter pribadinya.
"Wakil Presiden kami Ruto, menunjukkan dirinya menjadi orang yang paling berbahaya di Afrika," terang dia.
Seperti diketahui, menurut lembaga hak asasi manusia Amnesty International, sebanyak 36 dari 54 negara menolak keberadaan kaum gay. Di antaranya adalah Uganda, Gambia, Nigeria dan Kenya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News