"Kabar baik! Seorang anak berusia 1,5 tahun diselamatkan dalam keadaan hidup pada pukul 04.00 dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Nasional Kenyatta," ucap perwakilan Palang Merah Kenya, seperti dikutip AFP.
Palang Merah mengatakan balita itu ditemukan terbungkus selimut di dalam sebuah ember. Balita itu mengalami dehidrasi, tapi tidak mengalami luka fisik.
Balita malang itu sudah berada di bawah puing bangunan selama 80 jam, sejak insiden terjadi pada Jumat malam pekan kemarin.
Kepala Kepolisian Nairobi Japheth Koome mengatakan masih hidupnya balita tersebut sebagai sebuah keajaiban. Setelah menarik balita, petugas melanjutkan upaya mencari korban lainnya.
Otoritas Kenya melaporkan korban jiwa dari tragedi runtuhnya bangunan melonjak menjadi 23 orang pada Selasa setelah ditemukannya dua jenazah tambahan.
Terletak di permukiman kumuh Huruma, bangunan enam lantai itu hendak dihancurkan pemerintah karena dinilai tidak aman untuk ditinggali. Namun peringatan evakuasi cenderung diabaikan para penghuni. Lima orang sudah muncul di persidangan atas tuduhan kelalaian yang berujung kematian terkait insiden tersebut.
Sejumlah bangunan telah runtuh di Nairobi dan kota lainnya di Kenya dalam beberapa tahun terakhir. Beragam bangunan baru bermunculan, namun ada sebagian yang dibuat terlampau cepat tanpa memerhatikan standar keamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News