Seorang bocah berjalan bersama hewan ternak di lahan tandus di Kenya. (Foto: AFP)
Seorang bocah berjalan bersama hewan ternak di lahan tandus di Kenya. (Foto: AFP)

Cegah Wabah Penyakit, Warga Kenya Bakar Ribuan Hewan Ternak

Willy Haryono • 22 Maret 2017 20:53
medcom.id, Nairobi: Warga di Kenya utara mulai membakar bangkai hewan ternak untuk mencegah wabah penyakit di tengah kekeringan terparah dalam lima tahun terakhir. 
 
Aroma kematian tercium pekat di Danau Turkana. Sejumlah bangkai hewan mengering di tengah tanah yang retak di tengah kekeringan. Terdapat pula beberapa kapal yang terdampar di danau kering. 
 
Komunitas Nomad di Kenya menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk hewan ternak ketimbang menyimpan uang di bank. Kekeringan ini menjadi pukulan telak bagi mereka, karena banyaknya hewan yang mati akibat kelaparan dan kehausan. 

Pemerintah Kenya mengatakan 2,7 juta warga terkena imbas kekeringan parah, yang juga membunuh sekitar 20 persen dari total hewan ternak di negara tersebut. 
 
"Ini adalah kekeringan terparah sejak 2011," kata James Oduor, Kepala Otoritas Manajemen Kekeringan Nasional Kenya, seperti dilansir Reuters, Rabu 22 Maret 2017.
 
Saat ini pemerintah Kenya sedang menjalankan program untuk membantu warga. Pemerintah akan membeli hewan ternak yang sulit dijual. Seekor kambing atau domba dihargai 2.000 shilling, dan sapi 15 ribu shilling. Harga-harga itu adalah separuh dari harga hewan dalam kondisi sehat. 
 
"Jika mereka dalam kondisi baik, mereka dapat dipindahkan untuk merumput di tempat lain. Jika tidak bisa dipindahkan, mereka dipotong sehingga masyarakat bisa mendapatkan makanan," tutur Oduor. 
 
Lokuukwi Achembe, seorang warga di Kenya utara, mengklaim sekitar 2.000 kambing di desanya mati akibat kekeringan. "Ini adalah makanan dan cara kami hidup di sini," ucap dia dengan nada sedih. 
 
Di selatan Danau Turkana, yang dikenal dengan keindahan pemandangan alam liarnya, warga membakar bangkai hewan untuk mencegah penyebaran penyakit ke sumber air.
 
"Kami mengumpulkan kambing di sekitar manyatta (sekumpulan pondok) untuk mencegah penyebaran penyakit," ujar tokoh setempat bernama Lowake Alishu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan