Anak-anak bermain di Karm al-Jabal, Aleppo, Suriah, 10 Maret 2017. (Foto: AFP/JOSEPH EID)
Anak-anak bermain di Karm al-Jabal, Aleppo, Suriah, 10 Maret 2017. (Foto: AFP/JOSEPH EID)

PBB: Suriah telah Menjadi Ruang Penyiksaan

Willy Haryono • 14 Maret 2017 19:54
medcom.id, New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa mengingatkan bahwa "gelombang kekerasan" di Suriah yang telah berlangsung lebih dari enam tahun telah mengubah negara tersebut menjadi sebuah "ruang penyiksaan."
 
"Ketika konflik di Suriah memasuki tahun ketujuh, ini adalah musibah terburuk yang diciptakan manusia sejak Perang Dunia II," kata Zeid Ra'ad Al Hussein, kepala Komisioner Hak Asasi Manusia PBB, seperti AFP.
 
Lebih dari 320 ribu orang tewas dan jutaan lainnya terusir dari rumah mereka di Suriah sejak konflik meletus pada Maret 2011. Protes damai terhadap pemerintah pada fase awal berubah menjadi konflik bersenjata. 

Zeid mengatakan PBB dan beberapa grup lainnya dilarang memasuki area tertentu di Suriah. Menurut dia, area-area itu "kemungkinan berisi puluhan ribu orang yang ditahan" pihak tertentu, yang kondisinya mirip dengan ruang penyiksaan. 
 
"Keseluruhan konflik ini, gelombang pertumpahan darah ini, dimulai dengan penyiksaan," tutur Zeid, dengan mengambil contoh kasus penyiksaan terhadap sekelompok anak-anak oleh aparat pemerintah atas tulisan protes di dinding enam tahun lalu. 
 
PBB dan organisasi lain berulang kali menuduh otoritas Suriah melakukan penyiksaan yang tersebar di seantero negeri. 
 
Amnesty International mengatakan dalam laporan tahun lalu bahwa sekitar 17.700 orang tewas akibat penyiksaan selama penahanan sejak awal konflik di Suriah. Grup lainnya, Observatory for Human Rights mencatat angkanya berada sekitar 60 ribu. 
 
Menurut sejumlah laporan itu, banyak dari korban tewas itu telah dieksekusi, atau menghilang begitu saja tanpa jejak. 
 
"Kita sedang menghadapi situasi pembantaian harian yang telah berlangsung selama enam tahun," ucap Mazen Darwish, seorang pengacara yang pernah ditahan pemerintah selama tiga tahun, kepada PBB. 
 
"Ada banyak warga sipil, wanita, anak-anak, orang tak berdosa, yang dibunuh di bawah penyiksaan," sambung dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan