Kementerian Kesehatan Libya mengatakan dalam laman Facebook bahwa jumlah korban didata oleh sebuah komisi yang dikirim ke Sabratha, sebuah kawasan yang sering menjadi tempat perlintasan imigran gelap.
Baku tembak sejak 17 September berlangsung antar pasukan keamanan loyalis pemerintahan resmi Libya (GNA) denggan milisi dari kepala jaringan penyelundupan manusia, Ahmad Dabbashi.
Seperti dikutip AFP, Jumat 29 September 2017, pertempuran dimulai di sebuah pos perbatasan yang dijaga loyalis pemerintah. Baku tembak tersebut menewaskan satu milisi.
Libya jatuh ke jurang kekacauan politik dan keamanan sejak tergulingnya Moamar Khadafi pada 2011.
Jaringan penyelundup manusia memanfaatkan kekacauan tersebut untuk keuntungan ekonomi, dengan menjadikan Libya sebagai pintu gerbang bagi imigran gelap yang ingin pergi ke Eropa.
Sabratha, berjarak 40 kilometer dari Tripoli, adalah kota kunci bagi para imigran gelap yang ingin mencapai Eropa. Kelompok militan Islamic State (ISIS) sempat menguasai pusat kota tersebut pada Februari 2016.
Dabbashi dilaporkan sejumlah pihak telah memutuskan menghentikan bisnis perdagangan orang dan bekerja sama dengan pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id