Kendaraan yang hancur dalam ledakan bom bunuh diri di Tunisia, 27 Junu 2019. (Foto: AFP).
Kendaraan yang hancur dalam ledakan bom bunuh diri di Tunisia, 27 Junu 2019. (Foto: AFP).

Bom Bunuh Diri Landa Tunisia, ISIS Klaim Tanggungjawab

Arpan Rahman • 28 Juni 2019 16:17
Tunis: Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri ganda di Tunisia. Akibatnya menewaskan seorang polisi dan melukai sedikitnya delapan korban lainnya, menurut pengawas Amerika Serikat.
 
Klaim itu belum dikonfirmasi oleh pejabat dari pemerintah Tunisia atau dinas keamanan. Dua serangan terpisah menghantam ibu kota negara itu, Tunis, pada Kamis 27 Juni pagi.
 
Pada yang pertama, mobil patroli polisi ditargetkan di dekat Kedutaan Prancis sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Seorang petugas polisi terbunuh dan tiga warga sipil terluka dalam ledakan.

Saat yang sama, seorang pengebom bunuh diri kedua menghantam salah satu pintu masuk markas ke brigade anti-terorisme pemerintah di pinggiran kota. Empat petugas polisi terluka dan polisi bersenjata berat memblokade jalan-jalan di seantero kota.
 
Sebuah pernyataan oleh kantor berita Amaq, sebuah gerai terkait dengan ISIS yang sering menjadi titik publikasi pertama untuk klaim tanggung jawab, juga mengklaim bahwa kelompok tersebut melakukan serangan.
 
"Para pelaksana dua serangan terhadap elemen-elemen keamanan Tunisia di ibu kota adalah pejuang ISIS," katanya, disitat dari The Sun, Jumat, 28 Juni 2019.
 
ISIS telah sering mengatakan bahwa mereka menganggap dirinya bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan oleh personelnya sendiri dan orang-orang yang tidak memiliki ikatan langsung dengan kelompok tersebut tetapi terinspirasi propagandanya.
 
Klaim tanggung jawab yang diterbitkan Amaq umumnya terbukti akurat sebelum-sebelumnya, New York Times melaporkan.
 
Rekaman yang diambil di lokasi serangan pertama menunjukkan para penyelamat membantu korban terluka, termasuk setidaknya satu orang terbaring di tanah.
 
Serpihan tubuh berserakan di samping kendaraan rombeng di sudut Rue Charles de Gaulle dan Habib Bourguiba Avenue di pusat kota dekat deretan hotel sebelah barat.
 
Letaknya sekitar 100 meter dari Kedubes Prancis dan juga dekat pusat perbelanjaan Palmarium yang menjadi sasaran pengebom bunuh diri wanita pada Oktober.
 
"Saya sedang berbelanja dengan putri saya dan kami mendengar ledakan besar," kata seorang pria yang hanya menyebut namanya Mohamed.
 

"Kami melihat mayat teroris tergeletak di tanah dekat kendaraan polisi setelah dia meledakkan diri," cetusnya.
 
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Sofian Zaak meminta masyarakat untuk menunjukkan kekuatan dan tidak panik. Publik tampaknya memperhatikan pesan itu dan dalam beberapa menit serangan, mereka sudah terlihat duduk seperti biasa di kafe-kafe di Habib Bourghiba Avenue.
 
Dalam unjuk rasa yang lebih terbuka, sekitar 300 orang berkumpul di jalan yang sama dan mengangkat pamflet yang bertulisan: "Kami tidak takut teror, Tunisia bukan tempat untuk terorisme."
 
Mereka menyanyikan lagu kebangsaan dan slogan-slogan yang memuji pasukan keamanan.
 
Habib Bourguiba Avenue adalah jantung kawasan komersial dan wisata serta dijajari hotel-hotel barat dan teater. Kantor Luar Negeri mendesak para pelancong agar "tetap waspada", tetap mengikuti perkembangan dan memetahui saran dari otoritas setempat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan