Presiden Iran Hassan Rouhani saat berpidato di Teheran, Selasa 27 Agustus 2019. (Foto: Iranian Presidency)
Presiden Iran Hassan Rouhani saat berpidato di Teheran, Selasa 27 Agustus 2019. (Foto: Iranian Presidency)

Wacana Bertemu Trump, Rouhani Minta AS Cabut Sanksi

Willy Haryono • 27 Agustus 2019 13:53
Teheran: Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan kepada Amerika Serikat untuk "mengambil langkah pertama" dengan mencabut semua sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Teheran.
 
Pernyataan disampaikan satu hari usai Presiden AS Donakd Trump membuka diri untuk bertemu langsung Rouhani.
 
"Langkah pertama adalah menarik sanksi. Anda harus menarik semua sanksi ilegal terhadap negara Iran," ujar Rouhani dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung di televisi nasional, dikutip dari laman AFP, Selasa 27 Agustus 2019.

"Kunci untuk perubahan positif ada di tangan Washington," lanjut dia, merujuk pada ketegangan antara AS dan Iran yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
 
Rouhani menyebut kunci berada di Negeri Paman Sam karena Iran tidak melakukan hal yang paling ditakuti AS -- membuat bom atom. "Jika (bom atom) itu adalah satu-satunya kekhawatiran Anda, maka kekhawatiran tersebut sudah disingkirkan melalui fatwa Ayatollah Ali Khamenei," sebut Rouhani, merujuk pada Pemimpin Agung Iran.
 
Khamenei disebut-sebut telah mengeluarkan fatwa yang melarang adanya senjata nuklir di Iran pada 2003. Sejak fatwa dikeluarkan, Khamenei telah beberapa kali menyerukannya kembali.
 
"Jadi, tolong lakukan langkah pertama Anda. Tanpa langkah tersebut, maka kebuntuan ini tidak akan pernah berakhir," kata Rouhani.
 
AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 pada Mei tahun lalu. Usai menarik diri, AS kemudian menjatuhkan rangkaian sanksi ekonomi baru terhadap Iran.
 
Iran membalas langkah AS dengan melanggar salah satu hal yang diatur dalam perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Satu hal itu adalah mengenai aturan pengayaan uranium, bahan kimia yang digunakan untuk pembangkit listrik dan juga dapat dipakai membuat bom atom.
 
Trump dan Rouhani sama-sama akan berada di New York untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada akhir September mendatang. Kesempatan itu diyakini dapat dijadikan momen untuk bertemu dan berdialog.
 
Wacana pertemuan ini muncul lewat upaya Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dalam keterangan di Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Biarritz, Macron mengaku siap menjadi mediator Trump dan Rouhani.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan