Saat ini, sekitar 2.000 pasukan AS dikerahkan di Suriah untuk memerangi sisa-sisa ISIS yang pernah menguasai negara itu. Trump mengatakan, sudah saatnya kini menarik pasukan AS keluar.
"AS telah gagal menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad. Sudah saatnya kita mengembalikan stabilitas di Suriah," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pertemuan puncak tiga negara di Ankara.
Dilansir dari AFP, Kamis 5 April 2018, ia menambahkan bahwa pasukan AS mengobarkan rasa tidak aman untuk mempertahankan kepentingan mereka sendiri. Namun, akhirnya tidak berhasil.
"Tentara Turki akan memperpanjang operasi militernya setelah Afrin lalu ke Tel Rifaat, kemudian lanjut ke timur di sepanjang perbatasan Suriah dengan Turki," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Duduk bersama Rouhani dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Erdogan menegaskan Turki berencana membangun rumah sakit yang mengobati warga sipil di Ghouta Timur.
Selama ini, Iran dan Rusia sama-sama memberi dukungan untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sementara Turki mendukung pemberontak anti-Assad. Perbedaan itu terus berlanjut di Suriah meski tujuan mereka sama, mengembalikan stabilitas Suriah.
Turki telah melakukan serangan militer untuk mengusir para pejuang YPG dari Distrik Afrin. Sementara kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran menyokong tentara Suriah di Idlib dan Ghouta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News