Patung
Patung "Dewi Demokrasi" di Chinese University of Hong Kong (kiri); dan situs setelah patung itu dipindahkan pada 24 Desember 2021/AFP

Peringati Tragedi Tiananmen, Sejumlah Aktivis di Hong Kong Dipenjara

M Rodhi Aulia • 08 Juni 2022 18:32
Jakarta: Human Rights Watch (HRW) melaporkan sejumlah aktivis di Hong Kong mendapatkan tekanan dari otoritas setempat karena mencoba memperingati pembantaian Tiananmen. Para aktivis dijebloskan ke penjara.
 
"Aktivis Hong Kong sekarang dipenjara karena memperingati ulang tahun Pembantaian Tiananmen," kata Peneliti Senior Tiongkok di Human Rights Watch, Yaqiu Wang yang dikutip di situs HRW, Rabu (8/6/2022).
 
Dalam setahun terakhir, setidaknya 26 aktivis yang berasal dari berbagai latar belakang seperti jurnalis dan mantan legislator ditangkap otoritas setempat. Mereka menerima hukuman percobaan atau hukuman penjara antara 4 dan 14 bulan.

Pembantaian Tiananmen dipicu oleh pertemuan damai mahasiswa, pekerja, dan lainnya di Lapangan Tiananmen Beijing dan kota-kota Tiongkok lainnya pada April 1989. Mereka menyerukan kebebasan berekspresi, akuntabilitas, dan diakhirinya korupsi. 
 
Pemerintah menanggapi protes yang semakin intensif pada akhir Mei 1989 dengan mengumumkan darurat militer. Pada tanggal 3 dan 4 Juni, tentara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menembaki dan membunuh banyak pengunjuk rasa dan pengamat yang tak terhitung jumlahnya. 
 
Pemerintah setempat diminta segera bertanggungjawab atas pembantaian tersebut. Di antaranya menghormati hak atas kebebasan berekspresi, berserikat, dan berkumpul secara damai, dan menghentikan pelecehan dan penahanan sewenang-wenang terhadap individu yang menentang laporan resmi Pembantaian Tiananmen.
 
Juga diminta bertemu dengan dan meminta maaf kepada anggota Tiananmen Mothers, mempublikasikan nama semua yang meninggal, dan memberikan kompensasi yang layak kepada keluarga korban. 
 
"Seiring dengan bertambahnya daftar korban Beijing, pemerintah dan PBB harus mengejar akuntabilitas dan mencari keadilan bagi Ibu Tiananmen dan banyak lainnya," tegas Yaqiu Wang.
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan