TPS di seantero Istanbul dibuka mulai pukul 05.00 hingga pukul 14.00 siang waktu setempat. Sekitar 10,5 juta warga di Istanbul adalah pemilih terdaftar yang dapat menggunakan hak suara mereka.
Sejumlah kritikus menilai pilkada diulang hanya karena Erdogan tidak terima atas kekalahan kandidatnya. Dalam pilkada Maret, kandidat bernama Ekrem Imamoglu berhasil mengalahkan tokoh yang didukung Erdogan dari Partai Keadilan dan Kesejahteraan (AKP) dengan selisih 13 ribu suara.
Istanbul adalah kota berpenduduk 15 juta jiwa yang merupakan tulang punggung perekonomian Turki. Istanbul juga dipandang sebagai simbol Islam konservatif di Turki sejak Erdogan menjadi pemimpin di kota tersebut sekitar seperempat abad lalu.
Meski diulang, Imamoglu tetap optimistis dapat kembali keluar sebagai pemenang. Ia bertekad "berjuang demi demokrasi" dan mengatakan kepada para pendukungnya bahwa "keadaan akan baik-baik saja."
Baca: Erdogan Sambut Baik Pemilu Ulang di Istanbul
Imamoglu, 49, akan kembali menghadapi Binali Yildirim yang merupakan loyalis Erdogan. Ia adalah tokoh di balik sejumlah proyek transportasi yang juga pernah menjadi perdana menteri.
Khawatir ada kecurangan, kubu opisisi menggerakkan sekelompok pengacara dari seantero Turki untuk mengawasi jalannya pilkada di Istanbul. Asosiasi Pengacara Istanbul memasang spanduk besar di markas mereka, yang bertuliskan: "Tetap waspada demi demokrasi."
Beberapa analis menilai Erdogan menghadapi situasi "lose-lose" dalam pilkada Istanbul. Jika Imamoglu menang, maka Erdogan harus menanggung malu atas kekalahan kedua. Jika Yildirim menang, maka Erdogan harus siap menghadapi klaim oposisi bahwa kemenangan telah direbut dari tangan mereka.
Pilkada ulang ini juga memicu kemarahan sejumlah warga yang seolah "dipaksa" harus kembali ke TPS untuk kali kedelapan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News