Perdana Menteri Youssef Chahed hadir di pangkalan militer Gabes saat keenam helikopter tiba pada Sabtu 4 Februari.
"Keenam helikopter ini akan memperkuat kapabilitas pengintaian dan serangan Tunisia dalam perang melawan terorisme," tutur PM Chahed, seperti disitat AFP.
Seorang pejabat pemerintah Tunisia mengatakan enam helikopter jenis Bell OH-58D Kiowa Warrior adalah gelombang pertama pengiriman dari total 24 sisanya yang berjenis sama.
Sisa 18 unit helikopter akan dikirim ke Tunisia pada Maret mendatang.
Helikopter terbaru ini didesain untuk dapat beroperasi pada siang dan malam. Jenis misi yang bisa dilakukannya adalah "pengintaian, keamanan, dukungan utara, pengawasan dan penentuan target."
Mei tahun lalu, Kementerian Luar Negeri AS menyetujui penjualan helikopter ke Tunisia dengan total biaya USD100,8 juta.
"AS berkomitmen terhadap keamanan Tunisia. Merupakan hal penting bagi AS untuk membantu Tunisia dalam mengembangkan serta mempersiapkan sistem pertahanan diri yang kuat," ujar perwakilan Agensi Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS.
Perjanjian pengiriman helikopter akan "membantu meningkatkan kemampuan Tunisia dalam operasi di perbatasan, termasuk dalam menghadapi grup al-Qaeda in the Islamic Maghreb atau AQIM, Islamic State (ISIS) dan Ansar al-Sharia.
Tunisia telah menjadi target serangan teroris sejak revolusi pada 2011. Sebagian besar serangan ditujukan kepada turis asing.
PBB mengestimasi lebih dari 5.000 orang Tunisia telah bergabung dengan grup ekstremis, sebagian besar di Irak dan Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News