Aksi unjuk rasa berlangsung di luar dua universitas di Teheran. Terdapat laporan adanya petugas keamanan yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Sabtu 11 Januari, Iran mengaku tak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai Ukraine International Airlines (UIA). Iran menyebut penembakan tersebut merupakan "human error," sebuah kesalahan yang dilakukan operator sistem misil.
Penembakan fatal yang berujung jatuhnya pesawat tersebut menewaskan total 176 penumpang beserta kru.
Awalnya, ratusan orang di Universitas Sharif dan Amir Kabir hanya datang untuk mengenang korban tewas UIA. Namun mereka kemudian menyalurkan kemarahan saat memasuki malam hari.
Kantor berita Fars melaporkan, sekitar 1.000 orang meneriakkan slogan mengecam pemerintah. Beberapa dari mereka terlihat menyobek foto Qassem Soleimani, jenderal Iran yang tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di Irak pada 3 Januari.
Jatuhnya pesawat UIA dengan nomor penerbangan PS752 terjadi di hari yang sama Iran meluncurkan belasan misil ke pangkalan militer AS di Irak. Belasan misil itu diluncurkan sebagai balasan atas kematian Soleimani.
Dalam aksi protes di Teheran, polisi berusaha membubarkan massa yang menghalangi jalan raya. Beberapa video di media sosial memperlihatkan adanya gas air mata yang ditembakkan aparat.
"Saya tidak akan pernah memaafkan otoritas negara saya, terutama mereka yang ada di lokasi (jatuhnya pesawat Ukraina) dan berbohong," ujar seorang warganet Iran di Twitter.
Unjuk rasa di Teheran kali ini relatif lebih kecil dibanding aksi mendukung Soleimani yang berlangsung di seantero Iran beberapa hari lalu.
Sementara itu, pengakuan Iran atas pesawat Ukraina disampaikan setelah Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan jajarannya untuk menginformasikan hasil investigasi "secara eksplisit dan jujur."
"Saat pemimpin agung menerima laporan kesalahan fatal tersebut, beliau langsung memerintahkan agar hasil investigasi disampaikan secara eksplisit dan jujur kepada semua orang," tulis laporan Fars.
Komandan Dirgantara Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh mengatakan UIA PS752 jatuh akibat terkena misil yang meledak tepat di samping pesawat tersebut.
Hajizadeh mengatakan operator misil salah menembak karena sempat terjadi semacam "gangguan" komunikasi.
"Operator salah mengira Boeing 737 sebagai misil jelajah, dan hanya memiliki waktu 10 detik untuk memutuskan menembak atau tidak," ungkap Hajizadeh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News