Mantan grup terafilasi al-Qaeda, Fateh al-Sham Front, mengklaim serangan tersebut yang membidik dan menewaskan Jenderal Hassan Daabul, kepala intelijen sekaligus orang kepercayaan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengatakan 42 orang tewas setelah pelaku menyerang markas keamanan dalam negeri serta kantor intelijen di Ghouta dan Mahatta.
Gubernur Talal Barazi melaporkan adanya 30 orang tewas dan 24 terluka dalam serangan.
Saluran televisi nasional SANA mengonfirmasi kematian Daabul. Disebutkan bahwa sang jenderal memang menjadi sasaran utama dari serangan. Observatory menyebut baku tembak pelaku dengan aparat keamanan berlangsung selama dua jam.
Homs telah berada di bawah kekuasaan pemerintah sejak Mei 2014, setelah pemberontak mundur dari sana di bawah perjanjian yang dimediasi PBB.
Namun pengeboman terus terjadi di area tersebut. Ledakan ganda pada awal tahun lalu di Homs menewaskan 64 orang.
Seperti grup rivalnya, Islamic State (ISIS), Fateh al-Sham Front tidak dilibatkan dalam perjanjian gencatan senjata antara pemerintah dengan grup pemberontak.
Meski sudah terlepas dari al-Qaeda, Fateh al-Sham Front masih diklasifikasikan grup "teroris" oleh PBB dan pemerintahan negara-negara Barat. Fateh al-Sham Front menguasai hampir seluruh wilayah di provinsi Idlib pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News