Dari rekaman yang beredar, nampak seorang anggota partai tersebut melepas tiga tabung gas air mata dari mejanya. Kemudian dilanjutkan seorang lainnya dengan melempar kaleng tersebut ke depan ruang sidang.
Akibat insiden ini, ruang sidang dipenuhi asap dan para politisi meninggalkan ruangan.
Ketua Parlemen, Kadri Verseli, terpaksa menunda sidang agar petugas bisa membersihkan gas air mata supaya pemungutan suara bisa kembali dilakukan.
Perjanjian perbatasan ini sudah tak pernah dibahas di parlemen sejak 2015 karena banyak menuai protes. Partai Vatevendosje sendiri telah lama menolak kesepakatan perbatasan itu. Mereka khawatir perjanjian tersebut malah akan memperkuat pengaruh Montenegro dan Serbia terhadap Kosovo.
Insiden gas air mata ini mendapat kecaman dari seluruh anggota parlemen. Bahkan, Duta Besar Amerika Serikat untuk Kosovo, Greg Delawie, mengutuk tindakan anggota Partai Vatevendosje, menganggapnya sebagai alat politik untuk mengacaukan sidang.
"Saya mendesak anggota parlemen untuk berkumpul kembali dan menyelesaikan pemungutan suara hari ini," tegasnya, seperti dikutip dari BBC, Kamis, 22 Maret 2018.
Pasalnya, jika masalah perbatasan tak segera diselesaikan, warga Kosovo terancam tak bisa melakukan perjalan ke wilayah Uni Eropa. Penyebabnya, Kosovo merupakan negara yang belum mendapat izin dan kemudahan untuk melancong ke negara-negara persatuan di Benua Biru tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id