Namun, seringkali kita lupa bahwa yang paling menderita setiap terjadi bencana adalah anak-anak. Hal tersebut karena kerentanan jangka panjang yang meningkat akibat penyakit dan siklus vaksinasi berhenti di tengah jalan. Kurangnya asupan makanan yang layak dan bergizi, juga semakin membahayakan jiwa anak-anak.
Sekolah, yang seharusnya menjadi tempat tumbuh kembang anak-anak, tidak lagi berfungsi. Sebagian besar rusak, sebagian lagi beralihfungsi menjadi tempat pengungsian dengan fasilitas seadanya. Anak-anak pun menjadi rentan terhadap kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi.
UNICEF bersama para mitranya, telah membantu lebih dari 300 krisis kemanusiaan yang disebabkan konflik, ketidakstabilan, dan bencana alam. Termasuk di dalamnya memberikan bantuan terhadap jutaan pengungsi yang sebagian besar adalah anak-anak.
Setiap nyawa yang hilang, entah karena konflik, wabah penyakit, atau bencana, merupakan peristiwa yang memilukan bagi setiap orang. Kehilangan keluarga, komunitas, negara, dan harapan bersama, memberikan kesedihan yang mendalam. Terlebih bagi anak-anak.
Tapi, di lain sisi ada baiknya. Setiap jiwa yang selamat, terutama anak-anak yang dapat bertahan hidup, dengan dukungan besar akan memberikan kontribusi yang terbaik untuk masyarakat dan negaranya.
Saat ini, jutaan anak tidak dapat kembali sekolah karena krisis dan konflik. Kembali sekolah memberikan perasaan normal dan menumbuhkan harapan bagi anak-anak. Untuk itu, walaupun dalam situasi gawat darurat, UNICEF berupaya mengembalikan anak-anak ke sekolah melalui penyediaan ruang kelas sementara dan pemberian peralatan belajar-mengajar.
Anda bisa turut membantu UNICEF memenuhi kebutuhan anak-anak tersebut. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi https://www.supportunicefindonesia.org. (Adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News